Pertamina: Tumpahan Minyak di Utara Karawang Tinggal 10 Persen

Dirut Pertamina Nicke Widyawati dan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar GM

VIVA – PT Pertamina menyampaikan, tumpahan minyak yang timbul akibat kebocoran sumur gas YYA Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), saat ini hanya tersisa 10 persen. 

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan, BUMN di bidang migas itu terus melakukan upaya penanggulangan sejak tumpahan pertama kali terjadi pada 12 Juli 2019.

"Tumpahannya minyak saat ini tinggal 10 persen," ujar Nicke dalam konferensi pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2019.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Nicke menyampaikan, Pertamina berkomitmen supaya peristiwa seminim mungkin menimbulkan kerugian. Salah satu upaya utama adalah mencegah tumpahan mencapai daratan.

"Kami berkomitmen melakukan penanganan sebaiknya supaya peristiwa yang terjadi tidak menimbulkan kerugian," kata Nicke.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Nicke juga mengemukakan, Pertamina menjalankan langkah terpadu sejak tumpahan minyak pertama kali terjadi. Selain itu, ada 27 kapal laut yang dimobilisasi, serta tak kurang 800 personel bertugas menanggulangi peristiwa di lapangan.

"Best effort dilakukan untuk menangani peristiwa di sekitar anjungan lepas pantai ini," tutur Nicke.

Sebelumnya diberitakan, insiden kebocoran minyak dan gas di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area PHE ONWJ terjadi pada 12 Juli 2019.
 
Kebocoran terjadi, saat pemasangan rangkaian casing scraper terjadi well kick atau merembesnya fluida formasi seperti minyak, gas, atau air, yang kemudian terlihat gelembung di sekitar YYA platform pada pukul 01.30 WIB. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya