Cerita JK Berbisnis, Pernah Rugi karena The Beatles

Wapres Jusuf Kalla dan para menteri Kabinet Kerja lomba makan kerupuk.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Wakil Presiden, Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya pernah mengalami kerugian saat berbisnis. Sebelum di pemerintahan, JK pernah bergelut di dunia bisnis selama sekitar 35 tahun, dengan salah satunya punya usaha pangkas rambut.

Berawal dari Dropship, Gamer Ini Punya Rental Mobil dan Beberapa Vila Miliaran di Bali

"Bisnis saya macam-macam, dari yang kecil sampai besar. Yang paling kecil, saya bikin barber shop di Makassar, tukang cukur," kata JK di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu 7 Agustus 2019.

JK menuturkan, barber shop yang dia buka hanya sederhana. Tidak seperti yang ada di Jakarta, seperti sekarang yang dilengkapi pendingin ruangan, air panas, dan handuk yang cukup.

Dari Kurir Paket Kini Jadi Influencer, Pria Ini Sukses Bisnis Laundry dan Jasa Pembuatan Website

"Kalau di Makassar, handuk (bisa) dipakai 10 kali, tinggal di lap-lap saja, panas lagi, macam-macam. Berjalan dengan baik," ujar JK.

Namun, usahanya itu kemudian mengalami tantangan saat muncul demam The Beatles. Saat itu, orang-orang jadi lebih suka gondrong dan jarang mencukur rambutnya.

Anak Muda Ini Dulu Kuli, Sekarang Sukses Jadi Pengusaha Digital

"Muncul The Beatles, sehingga semua orang jadi rambut gondrong. Tukang cukur enggak laku lagi. Dari orang cukur tiap dua minggu sampai cukurnya tiap enam bulan sekali. Langsung mati saya punya barber shop," kata JK.

Selain usaha kecil, JK juga pernah mengalami kerugian di usaha yang cukup besar. Pada era 90an dia pernah berinvestasi di telepon kabel senilai lebih dari 400 juta dolar Amerika Serikat.

"Pasang telepon kabel-kabel di bawah tanah seluruh Indonesia Timur. Investasinya lebih 400 juta dolar. Pada waktu itu, 400 juta dolar sangat besar," ungkap dia.

Memasuki tahun 2000an, teknologi telepon seluler mulai berkembang. Sehingga, katanya, banyak orang yang kemudian tidak lagi menggunakan telepon kabel.

"Begitu masuk ke tahun 2000an, enggak ada lagi yang pakai telepon dan saya rugi. Jadi, artinya ingin saya katakan bahwa perkembangan teknologi dalam bidang bisnis sangat menentukan arah ke depan," kata JK.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya