Rupiah Kembali Melemah Kala Wabah Corona Masih Menggerogoti

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami sedikit pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu, 15 April 2020. Rupiah melemah di kisaran atas Rp15.645 per dolar AS. 

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

Di pasar spot, rupiah saat pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan di level Rp15.645 per dolar AS. Melemah 0,10 persen dari level penutupan perdagangan kemarin, Rabu, 15 April 2020 di level Rp15.630 per dolar AS.

Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tengah rupiah hari ini dipatok di level Rp15.707. Menguat 0,09 persen dari nilai tengah kemarin di level Rp15.722.

Rupiah Mulai Perkasa ke Rp 16.205 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan yang terjadi hari ini, tidak terlepas dari kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekstern, yakni kembali pesatnya peningkatan jumlah kasus virus Corona (COVID-19).

"Jumlah kasus yang dikonfirmasi oleh WHO dari virus COVID-19 terus meningkat, dan secara cepat mendekati dua juta secara global, pembicaraan telah berbalik arah ketika negara-negara dapat membuka kembali ekonomi mereka," kata dia dikutip dari analisisnya, Rabu, 15 April 2020.

Rupiah Terpuruk ke Rp 16.265 per Dolar AS

Di Eropa, kata Ibrahim, dua negara yang paling terpukul akibat virus itu telah melonggarkan pembatasan mereka, seperti di Spanyol yang telah memungkinkan sekitar 300.000 pekerja untuk kembali ke pekerjaan mereka, begitu juga Italia.

"Di AS, negara-negara di pantai timur dan barat berkumpul untuk mengoordinasikan pembukaan kembali ekonomi secara bertahap ketika krisis coronavirus akhirnya tampak surut," tuturnya.

Sementara itu, Ibrahim mengatakan, dari sisi domestik pelemahan tersebut justru mampu dimitagasi karena positifnya respons pelaku pasar keuangan terhadap kebijakan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan sambil memperbesar injeksi likuditias atau quantitative easing.

"Intervensi yang cukup ketat dan ekstra waspada mampu membawa mata uang garuda kembali menguat walaupun tipis, namun apa yang dilakukan BI sudah maksimal," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya