Gita Wirjawan Sebut Pariwisata Bisa Bangkitkan Indonesia Usai COVID-19

MantanMenteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, menyebut, sektor pariwisata Indonesia sejatinya harus menjadi perhatian penuh pemerintah untuk segera dibangkitkan. Menurutnya, sektor pariwisata akan membuat Indonesia lebih banyak berbicara di kancah internasional selepas pandemi COVID-19 ini.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Apalagi, untuk membangun pengaruh di dunia, Gita menyarankan, agar Indonesia tidak beraliansi ke kubu Tiongkok atau Amerika Serikat. Namun, tetap berada pada dua kepentingan tersebut, dengan menggunakan soft power dalam membangun citra.

Baca Juga: Anindya Bakrie Ungkap Strategi Bisnis Bertahan Saat Pandemi COVID-19

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

"Dan yang paling mudah itu adalah lewat sektor pariwisata. Karena dengan kita bisa mendatangkan puluhan juta wisatawan akan sangat menolong kapasitas kita untuk bisa memproyeksikan citra kita secara positif," kata Gita, dalam webinar yang diselenggarakan VIVA Network bertajuk 'New Normal, Bisakah Bangkitkan Ekonomi RI?' pada Selasa 9 Juni 2020. 

Akan tetapi, di tengah pandemi COVID-19 saat ini, diakuinya, sektor pariwisata merupakan yang paling terdampak. Sebab, kebijakan-kebijakan yang diambil seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat mempengaruhi sektor ini.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Namun, Gita melihat, setelah pandemi berakhir, sektor pariwisata harus dijadikan perhatian agar bangkit lebih cepat. "Supaya kita bangkit secepat mungkin dan kita bisa memancarkan sinar yang luar biasa," katanya.

Lebih lanjut, Gita membandingkan jumlah wisatawan di sejumlah negara ASEAN sebelum COVID-19. Menurutnya, Thailand saja bisa mendatangkan hingga 40 juta wisatawan setiap tahunnya. Sedangkan, Singapura dan Malaysia mencapai 20-24 juta wisatawan. 

Maka setelah ini, dikatakannya, Indonesia harus bisa mengambil langkah cepat untuk segera membangkitkan pariwisata Tanah Air.

"Kalau kita berinvestasi secara terus menerus untuk prasarana infrastruktur kita tidak punya alasan untuk tidak bisa mendatangkan 100-150 juta (wisatawan) per tahun. Kalau bisa pasca COVID-19 akan sangat luar biasa efeknya untuk bisa memancarkan soft power dan bisa mempengaruhi dunia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya