Peringkat Daya Saing Global Indonesia Turun ke Posisi 50

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Peringkat daya saing global Indonesia mengalami penurunan. Berdasarkan laporan World Economic Forum atau WEF bertajuk The Global Competitiveness Report 2019, Indonesia menempati peringkat ke-50, turun lima posisi dari tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-45.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Posisi tersebut, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, seperti Singapura yang menempati posisi pertama, Malaysia peringkat ke-27 dan Thailand peringkat ke-40.

Meski turun, nilai Global Competitiveness Index Indonesia hanya turun 0,3 poin, yakni menjadi 64,6 dibanding tahun sebelumnya.

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

"Performa Indonesia secara mendasar tidak mengalami perubahan. Kekuatan utama Indonesia, ada pada ukuran pasarnya dan makro ekonominya yang stabil," tulis laporan tersebut seperti dikutip, Kamis 10 Oktober 2019.

WEF menilai, Indonesia masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan perbaikan. Indonesia dianggap memiliki budaya bisnis yang dinamis dan sistem keuangan yang stabil. Serta, tingkat kemampuan mengadopsi teknologi yang tinggi.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Sementara itu, potensi negatif Indonesia adalah tingkat pembangunan atau pengembangan negara yang masih rendah, serta rendahnya kualitas akses pembangunan. Kapasitas untuk melakukan inovasi juga dianggap terbatas, meski terus mengalami peningkatan.

Dari sisi penilaian secara keseluruhan, seperti keamanan, Indonesia diberikan penilaian cukup baik, yakni 77 dari skala 1-100, namun keandalan layanan Kepolisiannya hanya diberi nilai 56,2. Dari segi transparansi juga diberi penilaian rendah, yakni hanya 38 dan performa sektor publik hanya 54,6.

Adapun yang berkaitan dengan infrastruktur, hanya diberi nilai 67,7. Di mana infrastruktur transportasi diberi nilai 56,1 dan infrastruktur utilitas sebesar 79,4. Sementara itu, keahlian masyarakat hanya diberi nilai 64 dengan skill tenaga kerja saat ini hanya 56,3 dan skill tenaga kerja Indonesia di masa depan di beri nilai 71,7.

"Ada ruang yang cukup untuk perbaikan (posisi) dengan jarak ke posisi antara 30 dan 40 poin, meskipun tidak ada kesenjangan besar," tulisan laporan itu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya