Dahlan Iskan Bicara Ancaman Resesi dan Sektor Andalan Ekonomi RI

Dahlan Iskan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Ekonomi Indonesia tumbuh negatif pada kuartal II 2020 yakni berada di posisi minus 5,3 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kuartal I 2020 yang masih mampu mencatatkan angka positif.

Pakar Ragukan Ide Presidential Club Prabowo: Ada Tembok Tebal yang Susah Diterabas

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengungkap arti minus itu bagi masyarakat Indonesia bahwa hidup akan lebih sulit.

"Artinya kita harus siap hidup akan lebih sulit. Terutama bagi yang sudah sulit. Lebih-lebih lagi bagi yang malas dan tidak bisa dipercaya," ujar Dahlan dikutip VIVA dari situs pribadinya Disway.id, Jumat 7 Agustus 2020.

Prabowo Dikabarkan Ingin Bentuk 40 Kementerian, Gerindra: Bukan Bagi-bagi Jatah Parpol

Baca juga: Pulihkan Ekonomi, Pemda Bebas Ajukan Pinjaman ke Pusat

Indonesia, lanjut dia, memang masih bisa berbangga karena baru di kuartal II ini, ekonomi minus 5,3 persen. Sedangkan negara lain sudah minus sejak kuartal I seperti Singapura dan Amerika. Pada kuartal II lalu, Indonesia memang masih tumbuh 2 persen. 

Zulhas Sebut Eko Patrio Bakal Jadi Calon Menteri

"Tapi sebenarnya itu juga sudah sangat memprihatinkan, bagi yang mudah prihatin," kata dia.

Sekarang, lanjut Dahlan, pertaruhannya adalah pada kuartal III-2020, di mana Indonesia bisa ikut masuk dalam definisi resesi atau pertumbuhan yang minus selama dua kuartal berturut-turut.

Demi menghindari istilah resesi itu, pemerintah mungkin akan melonggarkan PSBB agar ruang gerak ekonomi lebih longgar.

"Taruhannya ada di jumlah penderita COVID-19. Bisa jadi jumlah penderita baru akan terus naik. Tapi sepanjang masih di bawah 2.000 per hari, rasanya tidak akan dianggap berat," kata dia. 

Sektor Pertanian Jadi Andalan

Pertanian, lanjut Dahlan, merupakan sektor yang masih tumbuh di atas 5 persen. Artinya sektor pertanian ini bisa diandalkan karena dengan cara-cara biasa saja masih tumbuh di atas 5 persen. 

Menurut Dahlan, sisa enam bulan tahun 2020 adalah pertaruhan untuk lahirnya terobosan-terobosan di semua bidang. Namun, terobosan baru menurutnya sering terbentur soal politik, yakni politik jatah yang terjadi di segala bidang.

Padahal sekarang ini bicara politik, menurutnya, begitu tidak relevan. Apalagi kalau masih ada partai yang menuntut jatah porsi kekuasaan. 

"Untuk apa kekuasaan? Begitu tidak relevannya memegang kekuasaan saat ini. Apalagi kalau sampai tidak memiliki kreativitas yang bisa menerobos kebuntuan. Sampai tiga tahun ke depan kekuasaan hanyalah drum minyak yang kehilangan minyaknya," kata dia. 

Pertanian, peternakan dan perikanan menurutnya adalah modal yang masih bisa diandalkan. Namun, Dahlan mempertanyakan apakah ada kekuasaan yang bisa dipakai untuk merombak struktur dan anggaran negara demi tiga andalan itu. 

"Katakanlah jawabannya: tidak bisa. Maka kian tidak relevan lagi kekuasaan itu di mata zaman dan di mata rakyatnya," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya