Pertamina Rugi Rp11 Triliun pada Semester I-2020

Gedung Utama PT Pertamina
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – Pada sepanjang semester I-2020, PT Pertamina mengalami kerugian mencapai US$767,91 juta, atau setara Rp11,13 triliun dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat.

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Hal tersebut berbanding terbalik dengan capaian mereka pada periode yang sama 2019, di mana perusahaan minyak pelat merah itu mampu menghasilkan laba sebesar US$659,95 juta atau sekitar Rp9,56 triliun.

Dari ikhtisar laporan keuangan Pertamina per 30 Juni 2020 yang dikutip VIVA, terdapat penurunan penjualan dan pendapatan usaha sekitar 24,71 persen, dari US$25,54 miliar menjadi US$20,48 miliar.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Baca juga: Kapan Ekonomi Indonesia Kembali Normal? Begini Kata Presiden Jokowi

Hal itu disebabkan anjloknya aspek penjualan dari US$20,94 miliar menjadi US$16,56 miliar, pada komoditas minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak dalam negeri. Selain itu, pendapatan dari aktivitas operasi lainnya turun dari US$497,23 juta menjadi US$424,80 juta.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Di sisi lain, terdapat juga penurunan pada aspek penggantian biaya subsidi dari pemerintah, dari US$2,5 miliar menjadi US$1,73 miliar. Pada tahun ini, Pertamina tidak mendapatkan imbalan jasa pemasaran, berbeda dari tahun lalu yang mendapat US$6,42 juta untuk hal tersebut.

Meski demikian, Pertamina masih mencatatkan kenaikan pada aspek penjualan ekspor minyak mentah, gas bumi, dan produk minyak lainnya, dari sebelumnya US$1,6 miliar menjadi US$1,76 miliar.

Kemudian, ada juga kerugian selisih kurs US$211,83 juta, meskipun pada periode yang sama tahun lalu, Pertamina berhasil meraup untung US$64,59 juta dari selisih kurs tersebut.

Namun, hal itu berhasil ditutupi dengan berhasil ditekannya beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya, dari yang sebelumnya US$21,98 miliar menjadi hanya US$18,87 miliar.

Sementara itu, Pertamina berhasil mendongkrak kewajiban perusahaan dari US$35,86 miliar pada Desember 2019 menjadi US$40,56 miliar pada semester I-2020. Meskipun, ekuitas perusahaan tercatat mengalami penurunan dari US$31,21 miliar pada Desember 2019, menjadi US$29,66 miliar pada semester I-2020.

Karenanya, Pertamina pun hanya bisa menaikkan sedikit jumlah asetnya, dari sebelumnya US$67,08 miliar pada Desember 2019 menjadi US$70,22 miliar di paruh pertama 2020. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya