Setelah 3 Bulan Deflasi, Oktober 2020 RI Inflasi 0,07 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, Rabu 5 Februari 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi sepanjang Oktober 2020 sebesar 0,07 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Oktober 2020 sebesar 0,95 persen dan secara tahunan 1,44 persen.

Heru Budi Bongkar Biang Kerok Inflasi Jakarta, Tarif Listrik-Harga Pangan

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, angka inflasi itu diperoleh berdasarkan pemantauan Indeks Harga Konsumen atau IHK di 90 kota yang menunjukkan inflasi terjadi di 66 kota, sedangkan 24 kota mengalami deflasi.

"Setelah tiga bulan berturut-turut kita deflasi, pada Oktober ini kita inflasi meski tipis," kata Suhariyanto saat telekonferensi, Senin, 2 November 2020.  

Gegara Anggaran Diblokir, BPS Ungkap Sempat Tak Bisa Lakukan Pendataan Potensi Desa

Inflasi tertinggi, kata dia, terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan terendah di Jakarta, Cirebon, dan Bekasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan yang terendah di Surabaya sebesar 0,02 persen.

"Yang sebabkan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari penyebab utamanya adalah turunnya tarif angkutan udara yang memberikan andil 0,80 persen," ungkap dia.

Kunjungan Wisman ke RI Januari 2024 Jadi yang Tertinggi dalam 4 Tahun

Jika dibandingkan posisi pada masa Ramadan tahun sebelumnya, inflasi Mei 2020 terbilang sangat rendah, karena pada Ramadan 2019 yang terjadi pada Juni mencapai 0,55 persen. Sementara itu, inflasi pada Mei 2019 mencapai 0,68 persen

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,04 persen, dengan andil 0,03 persen. Selanjutnya, untuk harga-harga bergejolak atau volatile food mengalami deflasi 0,40 persen, dengan andil 0,07 persen.

Adapun harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price mengalami deflasi sebesar 0,15 persen dengan andilnya 0,03 persen. Itu, kata dia lebih disebabkan adanya penurunan tarif angkutan dan listrik.

"Untuk harga yang diatur pemerintah pada Oktober 2020 ini deflasi karena adanya penurunan tarif angkutan udara dan juga ada penurunan tarif listrik di mana andilnya 0,01 persen," tutur dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami deflasi pada September 2020 sebesar 0,05 persen. Dengan begitu, deflasi di Indonesia terjadi berturut-turut sepanjang kuartal III-2020.

Suhariyanto, mengungkapkan, kondisi deflasi kuartal III-2020 terjadi pada Juli 2020 yang mencapai deflasi 0,10 persen, Agustus deflasi 0,05 persen, dan September 0,05 persen.

"Berarti terjadi deflasi berturut-turut selama tiga bulan, jadi selama kuartal III-2020 Juli, Agustus, September terjadi deflasi," kata Suhariyanto. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya