Pimpinan Komisi VII DPR Dorong Peningkatan Lifting Minyak dan Gas

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno.
Sumber :
  • VIVA/ Reza Fajri.

VIVA – Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, menyampaikan selamat atas terpilihnya Prof. Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas. Ucapan juga disampaikan kepada Dadan Kusdiana selaku Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM.

Rukun Raharja Cetak Laba Bersih US$8 Juta di Kuartal I-2024

"Saya ucapkan selamat kepada Prof. Tutuka Ariadji yang telah diangkat sebagai Dirjen Migas yang baru dan Pak Dadan Kusdiana yang juga baru diangkat sebagai Dirjen EBTKE yang baru" kata Eddy di Jakarta, Sabtu 7 November 2020.

Baca juga: Impor Bahan Baku Obat Hampir 100 Persen, DPR Soroti Kinerja Kemenperin

MK Tolak Seluruh Gugatan Sengketa Pilpres, Sekjen PAN: Mari Kita Hormati Ujung Proses Pemilu Ini

Kepada Dirjen Migas, Eddy mengatakan saat ini Indonesia tengah mengalami penurunan lifting migas secara konsisten dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, Indonesia juga harus menghadapi lifting migas yang hanya 705 ribu barel per hari.

"Kami berharap dirjen baru mampu meningkatkan lifting migas kita ke depannya dengan mendorong penemuan cadangan-cadangan baru" ungkapnya.

Jajaki Potensi Blok Migas Internasional, Pertamina Gandeng ENI

Dia juga meminta agar didorong sebuah ekosistem dari investasi Indonesia di bidang migas yang menarik dan kompetitif. Mengingat saat ini ada beberapa pemain besar yang meninggalkan Indonesia seperti Shell di Masela dan Chevron di proyek IDD, Kalimantan Timur.

"Oleh karena itu, kami berharap penurunan masalah penurunan lifting migas itu juga bisa ditangani sekaligus menangani iklim investasi di sektor migas," tambahnya

Kepada Dirjen EBTKE yang baru, Eddy Soeparno berharap dapat menjalin kerjasama yang baik untuk menuntaskan UU Energi Baru dan Terbarukan yang tengah digodok di DPR. Juga bekerja sama dalam upaya mempercepat bauran energi agar Energi Baru dan Terbarukan semakin meningkat dalam keseluruhan bauran energi nasional.

"Kedua hal di atas adalah agenda strategis yang harus dilakukan agar ketergantungan kita terhadap energi fosil bisa berkurang sekaligus memanfaatkan seluruh potensi energi baru dan terbarukan yang ada di Indonesia," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya