Uang Beredar di RI Meningkat pada Oktober 2020

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Oktober 2020 terutama disebabkan oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi.

BI Catat Uang Beredar di Februari Capai Rp 8.739,6 Triliun, Tumbuh 5,3 Persen

M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral. Sedangkan M2 meliputi M1 dan uang kuasi yang mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing.

Selain itu, M2 juga mencakup surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

BI: Uang Beredar di RI Capai Rp 8.721,9 Triliun, Tumbuh 5,4 Persen

Posisi M2 pada Oktober 2020 tercatat sebesar Rp6.780,8 triliun atau meningkat 12,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,4 persen yoy.

Peningkatan tersebut disebabkan pertumbuhan M1 sebesar 18,5 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada September 2020 sebesar 18,0 persen yoy.

Uang Beredar Desember 2023 Tembus Rp 8.824,7 Triliun

"Didorong oleh peredaran uang kartal yang tinggi di masyarakat," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan melalui keterangan tertulis, Senin, 30 November 2020.

Pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari 10,6 persen yoy pada bulan sebelumnya menjadi 10,7 persen yoy pada Oktober 2020. Sementara itu, surat berharga selain saham masih kontraksi -12,1 persen yoy.

"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Oktober 2020 disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah," ungkap Junanto.

Dia menegaskan, ekspansi keuangan pemerintah terlihat dari adanya pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang meningkat, dari 76,7 persen yoy pada September 2020 menjadi 81,6 persen yoy pada Oktober 2020.

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 13,9 persen yoy pada Oktober 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan September 2020 sebesar 16,7 persen yoy.

Di sisi lain, pertumbuhan kredit yang sebatas dalam bentuk pinjaman pada Oktober 2020 kembali kontraksi, dari -0,4 persen yoy pada September 2020 menjadi -0,9 persen yoy pada Oktober 2020. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya