Sandiaga dan Risma Masuk Kabinet Tak Mampu Dongkrak Rupiah

Uang Rupiah dan Dolar AS. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih mengalami pelemahan pada perdagangan, Rabu, 23 Desember 2020. Rupiah masih bergerak di kisaran atas Rp14.200 per dolar AS.

Rupiah Mulai Perkasa ke Rp 16.205 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Di pasar spot, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.230 per dolar AS. Melemah hingga 0,18 persen dari level penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.205.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah hari ini di level Rp14.282. Melemah dari nilai tengah kemarin di level Rp14.218 per dolar AS.

Rupiah Terpuruk ke Rp 16.265 per Dolar AS

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan pada dasarnya sentimen dalam negeri positif dipengaruhi oleh nama-nama jajaran menteri baru Presiden Joko Widodo hasil reshuffle.

"Dari dalam negeri, hasil reshuffle kabinet mungkin bisa memberikan sentimen positif ke pasar dan mendukung penguatan rupiah," kata dia kepada VIVA hari ini.

Rupiah Kembali Anjlok ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

Tapi sentimen positif pelaku pasar tersebut dikatakannya masih tertekan oleh sentimen negatif global. Terutama dari munculnya varian virus corona atau COVID-19 di negara-negara kawasan Eropa.

"Sentimen negatif varian baru virus corona masih membayangi pergerakan harga aset berisiko. Tapi terlihat dampak negatifnya mulai berkurang," ucapnya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, sentimen pelaku pasar juga saat ini masih tertuju pada kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa pasca Brexit.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson katanya sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa (UE). Tersisa beberapa hari sebelum pengecualiannya dari tarif berakhir pada 31 Desember.

"Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa masih ada masalah dalam mengamankan kesepakatan," ungkap dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya