Kucurkan Rp180 Miliar, Kementan Tanam Kedelai 125 Ribu Hektare

Pekerja mengeringkan biji kedelai untuk dijadikan tempe di rumah produksi tempe arema, Bandung, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia akan menanam kedelai pada 2021 seluas 325 ribu hektare di beberapa wilayah sentra produksi kedelai selama ini. Pemerintah pun akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.

SYL Sudah Siap Dipenjara Usai Terjerat Kasus Korupsi di Kementan: Berapapun Hukumannya

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, penanaman akan dilakukan pada April sampai Juni 2021 di Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi, dan Banten.

"Ini daerah-daerah sentra yang selama ini sudah ada. Dengan tanaman 325 ribu hektare produktivitas kita sekitar 1,5 juta ton," kata Suwandi di Komisi IV DPR, Rabu, 13 Januari 2021.

Terbongkar! SYL dan Istri Beli Dua Tas Mewah Dior Senilai Rp 105 Juta Pakai Uang Kementan

Dengan luas 325 hektare tersebut, Suwandi menilai produktivitas yang akan dihasilkan nantinya tidak akan seoptimal seperti yang telah dikaji oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebanyak 3,5 juta ton.

"Harapannya produktivitas mesti ditingkatkan dan selama ini kuncinya ada di benih dan untuk kedelai ini rawan hama penyakit termasuk tikus juga ini," tuturnya.

KPK Buka Peluang Jerat Keluarga Syahrul Yasin Limpo dengan TPPU

Untuk mendukung target luas lahan tersebut, Suwandi mengatakan, APBN 2021 telah menyiapkan anggaran sebesar Rp180 miliar. Namun, besaran dana yang tersedia itu, menurut dia, hanya mencukupi untuk membiayai lahan 125 ribu hektare.

"Di APBN Rp180 miliar untuk 125 ribu hektare sisanya kami harapkan dari KUR (Kredit Usaha Rakyat), investor kemudian tambahan atau relokasi anggaran," ungkap dia.

Adapun pembiayaan dari KUR, disebutkannya pada 2020 mampu teralisasi Rp700 miliar. Namun, dipastikannya untuk 2021 realisasi KUR untuk tanaman kedelai tersebut akan ditingkatkan demi mendukung daya produktivitas.

"Itu varietas rajabasa, argopuro, mallika, baluran, yusoe itu yang didorong sehingga bisa memasok produksi 1,5 juta ton per hektare bisa masuk 500 ribu ton sampai panen bulan 9," tutur dia.

Adapun investor-investor yang ditargetkan bisa terlibat dalam penanaman untuk 325 ribu hektare tersebut disebutkannya berasal dari gabungan importir yang selama ini impor kedelai hingga koperasi pengusaha tahu dan tempe.

Jika pada 2021 target 325 ribu hektare itu tercapai, Suwandi mengatakan, pada 2022 pemerintah menargetkan luas lahan menjadi 500 ribu hektare, 2023 menjadi 800 ribu dan 2024 mendekati angka 1 juta hektare.

"Itu rancangan desain. Ini konsekuensi kebutuhan pendanaan kalau sekarang memang jauh dari kecukupan," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya