BI Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Meningkat di Kuartal-I

Bank Indonesia
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Bank Indonesia menyatakan kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat pada Desember 2020 dan akan berlanjut di kuartal I-2021, terutama untuk mendukung aktivitas operasional korporasi. Kondisi itu tergambar dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dalam survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Desember 2020 yang meningkat dari bulan sebelumnya.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

SBT pada bulan Desember itu tercatat 13,9 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan SBT November 2020 sebesar 12,1 persen. Angka Desember 2020 tertinggi sejak 5 bulan terakhir.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, peningkatan itu mayoritas terjadi di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian. Selain itu juga terdapat pada industri pertanian, kehutanan dan perikanan serta transportasi dan pergudangan. Terutama untuk mendukung aktivitas operasional.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

"Untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo dan mendukung pemulihan pasca era new normal," tutur Erwin, Senin, 18 Januari 2021.

Baca juga: Skema Pensiunan PNS Akan Diubah, Ini Bocoran dari Tjahjo Kumolo

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Kebutuhan pembiayaan yang meningkat itu, dikatakan Erwin, sebagian besar masih dipenuhi oleh industri atau korporasi dari dana sendiri, yakni sebesar 51,3 persennya. Sementara itu 14,8 persennya dari sumber lain berupa pinjaman atau utang dari perusahaan induk, 8,7 persen pinjaman ke perbankan dalam negeri dan lainnya 15,7 persen.

Responden yang memilih menggunakan dana sendiri, kata dia, menyampaikan alasan utama pemilihan pembiayaan tersebut adalah karena kemudahan dan kecepatan perolehan dana.

"Bahwa faktor utama yang mendorong pemenuhan melalui perusahaan afiliasi atau induk adalah kemudahan dan kecepatan perolehan dana," tuturnya.

Adapun kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang atau sepanjang kuartal I-2021 diperkirakan tetap meningkat. Tergambar dari SBT sebesar 17,1 persen. Pemenuhan itu terutama dipenuhi dari dana sendiri 63,8 persen, pinjaman perbankan dalam negeri 19,2 persen dan pinjaman atau utang dari perusahaan induk 16,9 persen.

"Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lainnya akan dipenuhi dari dana sendiri atau laba ditahan," ungkapnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya