- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Harga emas internasional dibuka anjlok pada perdagangan Selasa pagi dan menjadi level terendahnya dalam dua minggu terakhir. Anjloknya emas disebabkan oleh tekanan dari dolar yang menguat dan imbal hasil surat berharga AS yang lebih tinggi.
Dilansir dari Economic Times, pada Selasa 30 Maret 2021, harga emas di pasar spot turun hingga 0,1 persen ke level US$1.710,03 per ons. Sedangkan, emas berjangka AS turun sebesar 0,2 persen ke level US$1.711,10 per ons.
Sementara, naiknya dolar AS ke level tertingginya dalam satu tahun terakhir terlihat dari pemulihan ekonomi negara paman sam usai akselerasi dari vaksinasi COVID-19 dan stimulus besar-besaran yang ikut memicu kekhawatiran inflasi.
Selain itu, imbal hasil dari surat berharga pemerintah AS jangka panjang juga naik karena investor mengandalkan peluncuran vaksin di AS dan ekspektasi dari proyek infrastruktur Joe Biden dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penerbitan utang.
Emas Domestik
Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dibanderol seharga Rp911 ribu per gram. Harga emas tersebut turun sebesar Rp10.000 per gram jika dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, pembelian kembali atau buyback ditetapkan seharga Rp794 ribu per gram. Harga itu turun Rp10.000 per gram dibanding perdagangan kemarin.
Adapun untuk harga emas berdasarkan ukuran, yakni lima gram dijual Rp4,33 juta, 10 gram Rp8,60 juta, 25 gram Rp21,38 juta, dan 50 gram Rp42,69 juta.
Kemudian, emas 100 gram dibanderol Rp85,31 juta, 250 gram Rp213,01 juta, dan emas 500 gram Rp425,82 juta.
Selanjutnya, untuk ukuran emas terkecil dan terbesar yang dijual Antam pada hari ini, yaitu 0,5 gram dibanderol Rp505,5 ribu dan 1.000 gram senilai Rp851,6 juta.
Antam mencatat untuk ukuran emas 25 gram dan 250 gram pada hari ini tercatat tidak tersedia di butik logam mulia.