Pascabencana 92 Persen Gardu Listrik di NTT Sudah Pulih

Sejumlah mahasiswi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencari sinyal telepon seluler untuk bisa mengikuti kuliah daring serta berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat.
Sumber :
  • ANTARA/Bernadus Tokan

VIVA – PT PLN (Persero) memastikan bahwa mayoritas gardu listrik di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini sudah bisa dinyalakan kembali pascakejadian Siklon Tropis Seroja yang menghantam wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

Badan Geologi: Jumlah Gempa Embusan Gunung Ile Lewotolok Meningkat

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Syamsul Huda menjelaskan, sampai pagi hari ini atau sekitar pukul 08.00 WITA pagi tadi, sebanyak 3.686 gardu listrik sudah berhasil dipulihkan.

"Jadi dari 4.002 gardu listrik di seluruh NTT yang terdampak, sebanyak 3.686 gardu atau sekitar 92 persennya sudah berhasil dipulihkan," kata Syamsul dalam telekonferensi, Senin 19 April 2021.

Diduga Tiduri Istri Orang, Romo Gusti Dapat Sanksi Tegas Dicopot Sebagai Pastor Paroki Kisol

Dengan berhasil dipulihkannya 3.686 gardu listrik tersebut, Syamsul menegaskan bahwa sambungan listrik bagi 593.881 pelanggan atau mencapai sekitar 93,4 persennya, telah bisa dinikmati kembali mulai pagi hari tadi.

Syamsul mengakui bahwa gangguan yang menerpa 4.002 gardu listrik terdampak di seluruh NTT itu adalah akibat badai Seroja di Laut Sawu, NTT, yang mencapai puncaknya pada 5 April 2021 lalu. "Sehingga terjadilah cuaca ekstrim yang signifikan berupa hujan sangat lebat dan angin kencang," ujarnya.

Sang Istri Diduga Selingkuh dengan Pastor, Suami: Dia dan Romo Tidur dalam Satu Selimut

Dengan hantaman badai yang berdampak pada ribuan gardu listrik PLN tersebut, sebanyak 635.979 pelanggan PLN di sejumlah kota di NTT pun harus mengalami gangguan listrik. Misalnya yakni di kota-kota atau wilayah seperti Kupang, Kabupaten Kupang, Pulau Adonara, Pulau Lembata, Sumba Timur, dan Pulau Alor.

Selain itu, pemadaman listrik pun terpaksa harus dilakukan oleh PLN, seperti misalnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Belu, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. "Akibat adanya gangguan tower di SUTT 70 kV, tepatnya di T19 arah Maulafa-Naibonat," kata Syamsul.

Pemadaman yang berlangsung sekitar dua minggu itu pun diakui Syamsul telah berdampak pada warga di empat kabupaten tersebut, sehingga otomatis mereka harus mengalami gelap gulita tanpa adanya pasokan listrik. "Karenanya, kami di PLN pun memohon maaf dengan adanya gangguan akibat musibah tersebut," ujar Syamsul.

Oleh sebab itu, guna menanggulangi dampak dari peristiwa tersebut Syamsul pun menjelaskan bahwa pihaknya telah menurunkan sebanyak 1.812 personel ke seluruh wilayah NTT, untuk berupaya kembali menormalkan sistem kelistrikan di sana.

"Tim kami di PLN telah bekerja siang dan malam tanpa henti dalam melakukan pemulihan kondisi kelistrikan di NTT, ditambah dengan dukungan TNI, pemerintah daerah, dan segenap lapisan masyarakat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya