Soal Tesla Investasi ESS di RI, Bahlil: Mohon Doanya

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Beberapa waktu lalu santer terdengar kabar yang menyebut bahwa raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Tesla, telah melirik rencana investasi Energy Storage System (ESS) atau sistem penyimpanan energi di Tanah Air.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia berharap, rencana Tesla itu bisa benar-benar terealisasi sehingga mampu memberikan dampak positif bagi iklim investasi di Tanah Air.

Dia bahkan meminta agar seluruh masyarakat Indonesia turut membantu mendoakan, agar rencana investasi Tesla itu bisa benar-benar terwujud.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Total Aset TBS Energi Utama 2023 Naik 5,4 Persen

"Doain! Masih ada secercah harapan dan optimisme agar (investasi) Tesla bisa masuk ke Indonesia," kata Bahlil dalam telekonferensi, Senin 26 April 2021.

Mengenai progres dari wacana investasi Tesla di Tanah Air itu, Bahlil mengakui bahwa saat ini prosesnya masih berada dalam tahap komunikasi antara Tesla dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Terkait berapa potensi investasi yang kiranya bakal digelontorkan oleh korporasi milik Elon Musk tersebut, Bahlil pun mengaku belum bisa menjelaskannya lebih jauh.

"Tesla ini sedang dilakukan komunikasi oleh Kemenko Marves, dan mereka masih melakukan (pembicaraan) terus menerus. Kalau ditanya berapa potensinya, Insya Allah doain potensi selalu ada, dan detailnya nanti disampaikan Kemenko Marves," ujarnya.

Diketahui, Tesla kabarnya sudah melirik potensi investasi di sektor Energy Storage System (ESS) atau sistem penyimpanan energi bagi kendaraan listrik.

ESS itu sendiri merupakan teknologi yang bekerja seperti 'power bank', dengan fungsi penyimpanan listrik skala besar hingga mencapai ratusan megawatt (MW) sehingga bisa dimanfaatkan sebagai stabilisator untuk pengganti pembangkit 'peaker' atau penopang beban puncak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya