The Fed Bikin Galau Investor, Rupiah Melemah

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Sikap investor yang masih mencermati arah kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve, Amerika Serikat, mendorong pelemahan nilai tukar rupiah awal pekan ini.

Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Stagnan pada Level yang Rendah

Di perdagangan pasar spot, rupiah melemah 50 poin atau 0,35 persen pada pukul 10.00 WIB. Rupiah dibanderol Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.

"Investor masih mencermati kenaikan ekspektasi inflasi The Federal Reserve serta proyeksi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Sebagai informasi, pertemuan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), The Fed pada pekan lalu menyatakan, suku bunga akan naik dua kali pada 2023. Hal itu memunculkan kekhawatiran akan tapering atau pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed.

Presiden Federal Reserve Bank St Louis James Bullard juga mengatakan, bank sentral AS telah memulai diskusi mengenai pengurangan dari program pembelian obligasi selama masa pandemi. Respons ini adalah tanggapan alami dari pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi yang lebih cepat dari ekspektasi.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Baca juga: BTN Jual 8.140 Unit Properti Aset Kredit Bermasalah

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,26. Nilai itu naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 92,225.

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,404 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,45 persen. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya