Menhub: SPKLU Meningkatkan Kepercayaan Pengguna Kendaraan Listrik

BPPT dan Pertamina meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
Sumber :
  • BPPT

VIVA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyambut baik kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT Pertamina yang melaunching Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di MT Haryono dan Lenteng Agung pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Bandara Supadio Pontianak Turun Kelas Jadi Bandara Domestik

“Kami menyambut baik kerja sama BPPT dan Pertamina dalam instalasi dan operasi SPKLU MT Haryono dan Lenteng Agung yang ada di DKI Jakarta,” kata Budi Karya saat konferensi pers secara virtual.

Menurut dia, SPKLU ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dalam berkendaraan di jalan. Selain itu, lokasi SPKLU yang dipilih strategis karena diletakkan pada lokasi SPBU yang sudah lama beroperasi.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

“Kami berharap ini menjadi awalan dan contoh yang baik untuk pelaku usaha seperti Pertamina dapat masuk dan mendukung percepatan penggunaan KBLBB di Indonesia,” ujarnya.

Di samping itu, Budi Karya berharap ada masukan dari masyarakat bagi Kementerian Perhubungan untuk memastikan transisi sarana dan prasarana transportasi agar lebih ramah lingkungan.

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

“Dukung percepatan program KBLBB sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019,” jelas dia.

Sementara, kata Budi Karya, Kementerian Perhubungan telah memberikan intensif car berupa pengenaan biaya pengujian KLBB yang lebih murah dibandingkan kendaraan yang berbahan bakar minyak yang masih terdapat item pembiayaan uji emisi.

“Misalnya, sepeda motor biaya uji kendaraan BBM mencapai Rp9,5 juta dan KBLBB hanya Rp4,5 juta. Mobil untuk BBM mencapai Rp27 juta, KBLBB lebih murah, begitu juga untuk kendaraan bus,” katanya.

Selain itu, Budi Karya mengatakan pihaknya juga menyusun peta jalan transportasi KBLBB sebagai kendaraan operasional pemerintah dan transportasi umum. Penerapan penggunaan KBLBB sebagai kendaraan operasional pemerintah, akan dicoba di tiga kota percontohan.

“Di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, sejumlah Pemda di Banten, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kami juga telah menyusun kebijakan fiskal berupa pengurangan biaya pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor,” ungkapnya

Sebelumnya, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta hari ini. SPKLU yang diresmikan berada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono.

Hammam menjelaskan, SPKLU yang diresmikan di SPBU Jalan MT Haryono dan Lenteng Agung memiliki fasilitas fast charging 50 kW. Dengan dilengkapi dengan beberapa jenis colokan atau plug charger kendaraan yang memenuhi standar Eropa dan Jepang, seperti CCS2 gun (standar Eropa), Chademo (standar Jepang), serta AC Type 2 dengan daya 43 kW.

Dia menegaskan, pembangunan SPKLU ini merupakan kerja sama BPPT dan PT Pertamina dalam pengkajian dan penerapan teknologi, untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), sesuai Peraturan Presiden No 55 tahun 2019.

Kerja sama ini diinisiasi melalui suatu kajian bersama tentang teknologi, standar teknis, standar keamanan, dan analisa tekno-ekonomi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian operasional SPKLU, yang meliputi evaluasi kinerja, pembuatan standard operating procedure (SOP), dan kajian simulasi model bisnisnya.

"Kerja sama pengembangan SPKLU ini bukanlah ujung akhir dari pengembangan yang dilakukan, namun justru merupakan suatu milestone awal bagi pengembangan industri SPKLU dan ekosistem KBLBB di Indonesia. Selain mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan di Indonesia," ungkapnya, Kamis, 5 Agustus 2021.

Dia memproyeksikan, kendaraan listrik diprediksi akan menjadi lifestyle bahkan future trend. Oleh karenanya bersama Pertamina, BPPT mulai mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengantisipasi transisi penggunaan energi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya