Tiga Kementerian Dorong UMKM Masuk Rantai Pasok Global

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN bersinergi. Pelaku koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) didorong agar bisa terhubung ke dalam rantai pasok global (global supply chain).

Telkom Indonesia Tebar Dividen Rp 17,68 Triliun, Intip Jadwalnya

Menteri Koperasi dan UKM (Menko UKM), Teten Masduki menjelaskan, hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan ekspor dan penguatan substitusi impor. Dia mengakui, isu rantai pasok menjadi perhatian pemerintah, karena masih rendahnya kemitraan koperasi dan UMKM/IKM yang terhubung dalam global value chain.

"Saat ini keterlibatan UMKM pada rantai pasok juga masih minim, hanya mencapai 6,3 persen dalam rantai nilai global," kata Teten dalam telekonferensi, Jumat, 3 September 2021.

Menteri Basuki Ultimatum HK Rampungkan Tol Trans Sumatera Seksi Padang-Sicincin Juli 2024

Baca juga: Pembobol Data di PeduliLindungi Ditangkap, Ternyata Ini Sosoknya

Teten menegaskan, pemerintah akan mencari potensi-potensi pengembangan kemitraan antara koperasi dan UMKM/IKM, dengan pihak-pihak BUMN maupun pihak swasta. 

Laba Bersih Bukit Asam Kuartal I-2024 Anjlok 31,98 Persen ke Rp 790 Miliar

Dia mengatakan, upayanya sinergi tiga Kementerian yang dilaksanakan hari ini, dengan tujuan mendorong masuknya koperasi dan UMKM/IKM ke dalam rantai pasok BUMN.

"Implementasi kegiatan ini, sebagai percontohan, adalah kemitraan koperasi, UMKM/IKM dengan enam BUMN, yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani dan RNI (Persero). Untuk tahap awal ada sembilan (UMKM)," ujar Teten. 

Menurut Teten, sinergi ini sangat penting sebagai salah satu upaya untuk mendorong, koperasi dan UMKM/IKM, sebagai kekuatan ketahanan ekonomi dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkualitas.

Sasaran utamanya yakni peningkatan nilai tambah, daya saing, investasi, ekspor, substitusi impor, dan perluasan lapangan kerja melalui penguatan koperasi, UMKM, dan kewirausahaan. 

Lebih dari 64 juta pelaku UMKM berkontribusi sebesar 97 persen pada lapangan kerja, dan menyumbang sebesar 60 persen terhadap PDB nasional. Untuk ekspor nasional, UMKM baru mencapai 14 persen, sedangkan usaha besar yang jumlahnya hanya mencapai 0,01 persen justru mampu memberikan kontribusi hingga 86 persen.

"Angka tersebut menunjukkan peran UMKM cukup signifikan dalam perekonomian nasional, namun masih rendah dari sisi ekspor. Untuk itu, melalui sinergi ini diharapkan dapat memperkuat UMKM kita, sehingga dapat terhubung ke dalam global value chain," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya