Rupiah Awal Pekan Kembali Loyo Lawan Dolar AS, Ini Pemicunya

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Senin, 13 September 2021. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.240 per dolar AS.

Di pasar spot, hingga pukul 09.40 WIB rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.243 per dolar AS. Melemah 0,28 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp14.203 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir, atau pada Jumat 10 September 2021 berada di level Rp14.225 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah tersebut dipengaruhi oleh kepastian kebijakan tapering bank sentral AS pada akhir tahun ini.

Menurutnya ini tergambar dari data klaim untuk tunjangan pengangguran di AS yang turun pada pekan lalu. Selain itu beberapa pejabat The Fed juga menyatakan pengurangan nilai pembelian aset akan tetap dilakukan pada akhir 2021.

"Bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Di sisi lain, dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi sedikit melambat namun masih akan mencatat pertumbuhan positif di Kuartal III 2021 antara 3-3,5 persen.

"Laju pemulihan ekonomi berpotensi terhambat pada Kuartal Ketiga 2021 akibat merebaknya varian delta yang sempat menyebabkan tekanan," tegasnya.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Dengan berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim menjelaskan, mata uang rupiah pada awal pekan ini masih akan terus berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.390-14.230.

Baca juga: Sri Mulyani: Ciri Bangsa Pemenang Tak Pernah Berkeluh Kesah

Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan
Uang dolar AS dan rupiah.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa membuat ekonomi keuangan global berubah cepat. Hal itu bayangi rupiah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024