Rupiah Menguat Dekati Rp14.150 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021. Rupiah bergerak menguat mendekati posisi Rp14.150 per dolar AS.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Di pasar spot, pada pukul 10.24 WIB, rupiah berada di posisi Rp14.153 per dolar AS. Angka itu menguat 104 poin atau 0,73 persen.

Sementara itu, data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per kemarin sore menetapkan rupiah di angka Rp14.421 per dolar AS.

Rupiah Sentuh Rp 16.200 per Dolar AS, Begini Prediksi Terbaru Astronacci

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah menguat terhadap dolar AS hari ini karena melemahnya dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan turunnya yield obligasi pemerintah AS.

"Selain itu, sentimen pasar terhadap risiko yang membaik karena laporan pendapatan perusahaan di AS dan Eropa dirilis lebih bagus dari ekspektasi mendorong penguatan rupiah. Pasar kembali masuk ke pasar saham Indonesia," kata Ariston saat dikonfirmasi VIVA, Kamis 14 Oktober 2021.

Rupiah Terperosok ke Rp 16.270 per Dolar AS

Baca juga: Resmikan Infrastruktur, Jokowi ke Labuan Bajo Ditemani Iriana

Menurutnya, Kenaikan harga komoditas yang menyumbang surplus neraca perdagangan RI juga masih membantu penguatan rupiah. Tapi di sisi lain, data inflasi AS bulan September yang dirilis semalam mengonfirmasi kemungkinan tapering di November ataupun Desember ini. 

"Data ini masih menunjukkan tren kenaikan melebihi ekspektasi. Selain itu, notulen rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS yang dirilis dini hari tadi juga memberikan indikasi tapering akan dijalankan di pertengahan November atau Desember," kata dia.

Selain itu, pasar keuangan juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikkan di bulan September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di Desember 2022. 

"Oleh karena itu, dengan masih terbukanya kebijakan pengetatan moneter AS dalam waktu dekat, ini bisa membatasi penguatan rupiah," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya