Kenapa Kadin Balik Dukung Mendag Hadapi China

VIVAnews - Belum genap 24 jam berputar, sikap pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia atas gagalnya renegosiasi ACFTA, berbalik 180 derajat.

Awalnya, Kadin mempertanyakan kesepakatan antara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dengan Menteri Perdagangan China Chen Deming di Yogyakarta, Sabtu, 3 April 2010, yang tetap menjalankan komitmen implementasi ACFTA.

Asosiasi Pede Tembakau Alternatif Punya Risiko Lebih Rendah dari Rokok Konvensional

Renegosiasi sebanyak 228 pos tarif terkesan diabaikan karena kedua negara (melalui menteri perdagangan masing-masing) memilih untuk menelurkan tujuh kesepakatan yang salah satunya membentuk tim bersama. Tim tersebut bertugas menganalisis dampak-dampak negatif implementasi ACFTA di antara kedua negara.

Namun, setelah melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa siang, sikap Kadin berbalik.

Kadin tiba-tiba memaklumi keputusan yang diambil Mendag saat itu, sebagai usaha yang lebih komprehensif untuk meningkatkan perdagangan dan investasi kedua negara.

Usai bertemu dengan Mendag, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Benny Soetrisno mengakui, bahwa kesepakatan di Yogyakarta tidak dalam konteks ACFTA (regional).

"Kesepakatan kemarin itu konteksnya bilateral, antara China dan Indonesia saja, bukan regional Asean," kata Benny melalui telepon kepada wartawan di Jakarta, 6 April 2010.

Benny kembali menegaskan, negosiasi tarif bukan dalam konteks pembicaraan di Yogyakarta. Karena, pertemuan tersebut bukan mengatasnamakan negara Asean namun hanya bilateral.

"Jadi negosiasi tarif seharusnya memang tidak dibicarakan di Yogyakarta," ujarnya.

Dia mengakui, pernyataan sebelumnya yang sedikit mengecam keputusan Mendag karena belum mendapat penjelasan mendetail terkait pertemuan di Yogyakarta.

"Sekarang kami sudah diberi penjelasan. Dan pertemuan kemarin bukan dalam konteks ACFTA," katanya.

Benny menjelaskan, menurut Mendag, pertemuan kedua menteri perdagangan tersebut membawa implikasi lebih baik pada implementasi ACFTA.

"Kalau konteksnya ACFTA, kan hanya membicarakan 228 pos tarif tapi dengan kesepakatan kemarin pendekatannya akan resiprokal (saling menguntungkan)," katanya.

Menurut Benny, inisiatif Mendag tersebut akan mengurangi dampak negatif ACFTA.

"Dalam dua bulan lagi akan dibentuk tim bersama kedua negara. Tim ini terdiri dari pemerintah dan pengusaha kedua negara yang akan membahas teknis upaya peningkatan investasi dan perdagangan kedua negara," ujarnya.

Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Laino Raha (Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kunjungi Pasar Laino Raha, Presiden Jokowi Disambut Ribuan Warga Muna

Ribuan warga menyambut kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Laino Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Senin, 13 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024