Bahlil: UEA Siap Investasi Rp142 Triliun untuk Ibu Kota Baru

Maket desain ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, Uni Emirat Arab (UEA) sudah siap berinvestasi di proyek pembangunan ibu kota baru. Nilainya mencapai US$10 miliar atau setara Rp142 triliun. Hitungan tersebut dengan asumsi kurs Rp14.200 per US$.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Bahlil menjelaskan, nilai tersebut termasuk bagian dari total komitmen investasi UEA ke tanah air yang totalnya mencapai sekitar US$44,6 miliar atau Rp633,32 triliun.

Dia menambahkan, komitmen investasi UEA pada IKN itu akan masuk melalui Indonesia Investment Authority (INA) yang akan mengelola komitmen investasi UEA hingga sekitar US$18 miliar atau Rp255,6 triliun dari total Rp633,32 triliun tersebut.

UEA dan Indonesia Kolaborasi Kembangkan Pencak Silat dan Bulutangkis

"Jadi untuk (investasi) Ibu Kota Negara, ada sekitar US$10 miliar (dari UEA) yang akan ditangani INA dari total US$18 miliar," kata Bahlil dalam telekonferensi, Kamis 11 November 2021.

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Baca juga: Sindir Keras Moeldoko, AHY: Banyak Senior Saya di TNI yang Simpati

Meski demikian, Bahlil mengatakan, komitmen investasi UEA pada IKN tersebut masih tentatif, sambil memastikan soal sektor atau proyek pembangunan apa saja yang bakal dikerjakan dan berapa total alokasi investasinya.

Dia menambahkan, untuk kepastian mengenai hal tersebut, sampai saat ini memang masih dibahas secara intensif antara Pemerintah UEA dengan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Supaya bisa diketahui berapa alokasi investasi mereka untuk IKN. Karena sekarang angkanya belum disepakati," ujarnya.

Namun, Bahlil sendiri mengaku optimis bahwa UEA pada akhirnya bakal tertarik untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang ada. Misalnya seperti pembangunan gedung-gedung di IKN, proyek-proyek di sektor teknologi informasi (IT), atau bahkan proyek kawasan industri hijau.

Karenanya, Bahlil pun berharap agar masyarakat ikut sabar dalam menanti hasil negosiasi lebih lanjut antara pemerintah Indonesia dan UEA, terkait investasi di IKN tersebut.

"Untuk detailnya, mungkin dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu akan segera kita finalkan. Yakin lah bahwa UEA akan mengalokasikan nilai investasi mereka di Indonesia ini, khususnya untuk IKN," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya