Bikin Produk UKM Indonesia Mendunia, Begini Strategi LPEI

UMKM Pengrajin Hiasan Kayu
Sumber :
  • ist

VIVA – 

LPEI Bakal Luncurkan E-Commerce Serupa Amazon-Alibaba, UKM RI Bersiap Ekspansi ke Pasar Global


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank terus menggenjot terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan ekspor nasional. Salah satunya dinamakan Coaching Program for New Exporters (CPNE).

Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank, Maqin U Norhadi menyatakan, dengan program itu, LPEI berupaya memajukan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi. Agar mendapatkan produk-produk yang bernilai jual tinggi dan berorientasi ekspor.

Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

Dia mengatakan, dengan peningkatan kualitas produk itu, dapat mendukung percepatan peningkatan ekspor nasional. Lalu, membantu peningkatan kemampuan produksi nasional yang berdaya saing tinggi serta memiliki keunggulan untuk ekspor.

“Program CPNE dapat diikuti oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kapasitasnya agar bisa masuk dunia ekspor. Mereka akan dibekali dengan pelatihan mengenai standar kualitas produk ekspor, sertifikasi, klasifikasi harmonized system (HS Code) dan lainnya,” ujar Maqin dikutip dari keterangannya, Kamis, 16 Desember 2021.

Lewati Triwulan I 2024, APBN Terus Jadi Shock Absorber Perekonomian Nasional

Ilustrasi UMKM.

Photo :
  • vstory

Maqin menambahkan, CPNE merupakan program LPEI dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang berorientasi ekspor diperuntukkan bagi para pelaku usaha dan juga anggota koperasi. Program pelatihan dan pendampingan ini dilakukan selama satu tahun dan tidak dipungut biaya.

Selain itu menurutnya, LPEI menerapkan beberapa strategi untuk membantu para pelaku UMKM dan UKM agar naik kelas. salah satunya dengan mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas.

Program ini dirancang sebagai solusi bagi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi. Seperti Desa Devisa yang merupakan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa 

Serta, marketing handholding yang merupakan program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global.

“Data pada akhir November 2021 lalu, kita sudah memberikan pelatihan kepada 2.706 pelaku UKM tersebar di 15 kota. Dan, terdapat 75 pelaku usaha yang merupakan lulusan CPNE yang telah berhasil melakukan ekspor perdana serta sudah ada 6 program Desa Devisa yang melibatkan 26 desa dengan total 2.894 petani dan pengrajin,” jelasnya. 

Sebagai contoh menurutnya, pada 6 November 2021 telah diluncurkan Desa Devisa Garam Kusamba yang merupakan kolaborasi dan sinergi antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dan LPEI. 

Tujuan program ini selain untuk membawa garam lokal berkualitas menjadi lebih mendunia. Juga diharapkan dapat dan mampu meningkatkan taraf perekonomian, sosial dan lingkungan setempat. 

“LPEI menyiapkan wadah one stop service solution bagi para pelaku usaha berorientasi ekspor,” ujar Maqin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya