Lewat Teknologi Ini, RI Bisa Optimalisasi Perikanan Budidaya pada 2022

CEO dan Co-founder eFishery, Gibran Huzaifah (kiri)
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Potensi perikanan budidaya yang besar di Indonesia pada 2022 bisa digenjot produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi. Hal tersebut tercermin dari peningkatan kinerja perusahaan startup eFishery sepanjang tahun ini.  

Pemprov Sumut Optimalkan Teknologi Informasi dalam Sukseskan Penyelenggaraan PON 2024

CEO dan Co-founder eFishery, Gibran Huzaifah mencatat sampai akhir 2021 diperkirakan jumlah pembudidaya yang telah bergabung dalam ekosistem eFishery mencapai 27 ribu orang. Angka ini meningkat 1.074 persen dibandingkan jumlah pembudidaya pada layanan eFishery 2020. 

“Teknologi itu membuka kolaborasi. Karena inovasi teknologi membuka akses kepada seluruh pelaku usaha dan menciptakan value bersama-sama. Kalau tahun ini kami bisa merangkul 27.000 pembudidaya, tahun depan kami bidik 200 ribu pembudidaya yang tersebar di 250 kabupaten/kota bisa bergabung dalam ekosistem kami,” kata Gibran dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat 17 Desember 2021. 

Jokowi Tawarkan CEO Microsoft Bangun Pusat Riset Teknologi di IKN

Baca juga: Ketika Batik Kubedistik Binaan Pertamina EP Tarakan Kebanjiran Pesanan

Dengan semakin bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan udang yang menggunakan teknologi eFishery, Gibran menyebut perputaran ekonomi di sektor perikanan budidaya maupun industri pendukungnya semakin meningkat. 

Kiamat Diprediksi Ilmuwan Bakal terjadi Tahun 2026, Ini Penjelasannya

Sebut saja jumlah pakan ikan yang didistribusikan eFishery kepada pembudidaya melalui fitur KABAYAN alias Kasih, Bayar Nanti. Fitur ini diberikan kepada para pembudidaya berbentuk modal pakan, yang dapat dibayarkan oleh pembudidaya setelah menikmati hasil panen. 

Fitur KABAYAN ini juga menggandeng sejumlah financial institute untuk memberikan pinjaman modal kepada pembudidaya. Sejak Kabayan pertama kali diperkenalkan pada 2020 lalu, Gibran mencatat jumlah petani yang memanfaatkan kemudahan dalam membeli pakan tersebut mencapai 6.000 orang dengan total jumlah pakan yang disalurkan mencapai 25.000 ton atau setara Rp400 miliar. 

“Tahun depan, kami targetkan jumlah pembudidaya yang memanfaatkan Kabayan sebanyak 30.000 orang, dengan total pembiayaan mencapai Rp1,3 triliun dan jumlah pakan yang disalurkan sebanyak 100.000 ton,” ujarnya. 

Teknologi eFishery pada pemudidaya ikan di Indonesia.

Photo :
  • istimewa

Kemudahan yang dirasakan petani dalam mendapatkan pakan tentu berimbas kepada jumlah ikan yang berhasil dipanen dan dijual dengan memanfaatkan fitur marketplace perikanan eFresh dari eFishery. 

Tahun ini menurut eFishery, lebih dari 13.000 ton ikan hasil panen pembudidaya telah didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. eFishery mencatatkan total transaksi sebesar Rp420 miliar dari distribusi ikan dalam negeri dan ekspor udang pada 2021.

Berbekal sejumlah pencapaian tersebut, tidak heran jika sepanjang 2021 pendapatan eFishery tumbuh 140 persen dibandingkan tahun lalu. 

Selain KABAYAN dan eFresh, pendapatan perusahaan juga ditopang oleh sejumlah pengembangan inovasi dan teknologi melalui fitur eFeeder, eFarm, eFisheryKu, dan juga eMall. 

Pencapaian yang didapatkan eFishery menurut Gibran berasal dari pemanfaatan teknologi yang selain ditujukan untuk peningkatan produktivitas di sektor akuakultur, juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan usaha para pembudidaya ikan dan udang di Indonesia. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya