Cerita Mendag: Investasi dan Teknologi dari Tiongkok, Jual ke Tiongkok

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi
Sumber :
  • Antara/HO-Kemendag

VIVA – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, Indonesia saat ini telah berkembang menjadi salah satu negara penjual hasil produksi industri berteknologi tinggi, tidak lagi menjual bahan mentah.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kemampuan dalam bertransformasi ini dikatakannya atas dasar hasil komitmen pemerintah dan pelaku usaha. Investasi banyak masuk ke sektor industri berteknologi tinggi, salah satunya dari China.

"Komitmen nasional untuk memastikan tidak menjual barang mentah, terutama komoditas pertambangan. Datang investasi dari Tiongkok. Yang invest orang Tiongkok, teknologinya Tiongkok 69 persen, pada 2020 di jual balik ke Tiongkok," tuturnya  saat acara Penganugerahan Wilayah Tertib Administrasi (WTA) dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 2021 di kantornya, Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Mendag M Lutfi (VIVA)

Photo :
  • vstory

Atas dasar ini, dia menekankan, Indonesia mampu berevolusi menjadi negara yang dikenal sebagai penjual barang-barang industri dan industri berteknologi tinggi, diantaranya produk besi dan baja.

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

"Batu bara, kelapa sawit, itu masih nomor satu nomor dua, tapi dua tahun terakhir Indonesia sudah berevolusi untuk menjual barang industri dan industri berteknologi tinggi, contoh nomor tiga sekarang besi baja," tegas Lutfi.

Negara Tujuan Ekspor Indonesia Mulai Khawatir

Kondisi ini menyebabkan negara-negara tujuan ekspor dikatakannya mulai khawatir. Akibatnya, banyak pembatasan perdagangan yang diterapkan mereka terhadap barang asal Indonesia.

"Karena menghancurkan tata niaga stainless steel Tiongkok, dikasih safeguard measure dari Tiongkok. Tahun ini growth-nya untuk besi baja nasional 98 persen, Kita akan tembus US$20 miliar Insya Allah kalau konsisten pada Desember ini," paparnya.

Meski begitu, Lutfi memastikan, pemerintah bukan malah akan mundur lagi dengan adanya tekanan dari pembatasan perdagangan tersebut. Komitmen akan terus dilanjutkan untuk tak lagi menjual barang komoditas mentahan.

"Kalau konsisten pada Desember ini menjadikan besi ini nomor tiga sebagai ekspor non migas kita. Dengan begitu kita melihat ada industri turunan dari besi baja ini yang akan mendominasi industri Indonesia di masa mendatang," ungkap Lutfi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya