- R Jihad Akbar/VIVAnews.
VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan, harga referensi beberapa produk tanaman hutan untuk penetapan bea keluar periode Januari 2022 turun dibandingkan pada Desember 2021.
Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Untuk produk minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), harga referensi untuk penetapan bea keluar periode Januari 2022 adalah sebesar US$1.307,76/MT. Turun 4,26 persen dari Desember 2021, yaitu sebesar US$1.365,99/MT.
Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, penetapan tersebut karena harga referensi CPO sendiri telah jauh melampau ambang batas US$750/MT.
"Untuk itu, Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$200/MT untuk periode Januari 2022,” kata dia dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 29 Desember 2021.
Petani memilah biji kakao
- ANTARA FOTO/Siswowidodo
BK CPO untuk Januari 2022 merujuk pada Kolom 12 Lampiran I Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020 sebesar US$ 200/MT. Nilai tersebut tidak berubah dari BK CPO Desember 2021.
Turunnya harga CPO itu sendiri, menurutnya karena menurunnya harga minyak nabati serta meningkatnya produktivitas rapeseed oil di India sehingga mengurangi permintaan CPO secara global.
Selain itu, harga minyak mentah bulan November dibanding Oktober juga telah turun, serta prediksi GAPKI bahwa produksi CPO akan naik sekitar 8.580 ton pada November dan Desember 2021.
Sementara itu, harga referensi biji kakao pada Januari 2022 sebesar US$2.475,31/MT menurun 2,06 persen dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar US$2.527,31/MT. Terutama akibat merebaknya varian Omicron COVID-19.
Hal ini berdampak pada penurunan HPE biji kakao pada Januari 2022 menjadi US$2.188/MT, menurun sebesar 2,28 persen atau US$51 dari periode sebelumnya, yaitu sebesar US$2.239/MT.
"Harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar karena varian baru omicron serta pelemahan poundsterling terhadap USD," kata Indrasari.
Penurunan ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5 persen. Hal tersebut tercantum pada Kolom 2 Lampiran I Huruf B Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020.
Untuk HPE produk kayu, terdapat beberapa perubahan dari bulan sebelumnya dan membuat BK produk kayu juga berubah. Sedangkan HPE dan BK produk kulit tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya.
