Ekspor Tanaman Hias RI Naik 69,7%, Ini 5 Negara Konsumen Terbesar

Merawat tanaman hias.
Sumber :
  • pixabay.com/milivigerova

VIVA – Tanaman hias yang merupakan salah satu komoditas pengalih stres oleh sebagian besar masyarakat di berbagai dunia termasuk di Indonesia. Karena itu, komoditas itu pun laris manis kala Pandemi COVID-19 saat ini. 

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Hal tersebut terbuktu dari kinerja ekspor tanaman hias Indonesia yang mencatatkan kenaikan yang signifikan mencapai 69,7 persen. Realisasi itu tercatat pada periode Januari hingga September 2021 dibanding periode di tahun sebelumnya. 

Kepala Divisi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank (IEB) Institute, Rini Satriani mengatakan, Meskipun kinerja ekspor tanaman hias Indonesia di tahun 2020 sempat mengalami penurunan. Namun aktivitas masyarakat dunia yang berangsur aktif memberikan dampak positif untuk ekspor tanaman hias Indonesia.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Selama periode Januari-September 2021, Jepang tercatat sebagai negara tujuan ekspor utama tanaman hias asal Indonesia dengan pangsa sebesar 32,23 persen diikuti oleh Singapura (15,55 persen), Amerika Serikat (13,12 persen), Belanda (13,03 persen), dan Tiongkok (5,60 persen). 

Sementara itu, peningkatan nilai ekspor tanaman hias pada periode Januari-September 2021 mampu dicatatkan oleh Jepang sebesar 31,72 persen yoy menjadi USD3,47 juta yang didorong oleh ekspor produk lumut mosse–lichen. 

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

“Tanaman ini diketahui memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengobati bronkitis, asma, jantung, lambung, antivirus, antioksidan hingga anti kanker. Industri farmasi di Jepang yang memanfaatkan nutrisi dalam tumbuhan tersebut meningkatkan potensi ekspor bagi Indonesia,” ujar Rini dikutip dari keterangannya, Rabu, 29 Desember 2021.

Ilustrasi tanaman hias/kaktus.

Photo :
  • Freepik/senivpetro

Selanjutnya, pertumbuhan nilai ekspor tersebut turut diikuti oleh Singapura sebesar 97,37 persen yoy, atau menjadi US$1,67 juta. Peningkatan itu didorong oleh ekspor produk tanaman cangkok dan bunga potong. P

"Peningkatan ini dikarenakan adanya permintaan masyarakat untuk karangan bunga dalam berbagai upacara perayaan dan tujuan dekoratif lainnya," tambahnya.

Lebih lanjut menurutnya, secara historis impor bunga dunia memang memiliki kecenderungan tren meningkat pada bulan-bulan (menjelang) sejumlah perayaan penting dan keagamaan. Seperti hari kasih sayang, hari ibu, hannukah dan natal.

Berdasarkan data dari trademap.org, di tahun 2020, peningkatan impor produk tanaman hias tercatat paling tinggi di negara Belanda (naik US$134,76 juta), Inggris (naik US$65,68 juta), Italia (naik US$59,62 juta), Denmark (naik US$37,28 juta) dan Jerman (naik US$28,15 juta).

Sementara itu, selama 2020 terdapat 70 eksportir tanaman hias asal Indonesia yang menangkap peluang di tengah pandemi ini. Berdasarkan informasi dari Panjiva, Provinsi Jawa Barat mencatatkan jumlah eksportir tanaman hias paling banyak di Indonesia yaitu 25 eksportir. 

Kemudian, DKI Jakarta menempati posisi kedua (19 eksportir) diikuti oleh Jawa Tengah (7 eksportir), Banten (6 eksportir), dan Jawa Timur (4 eksportir).

Mayoritas pelaku usaha tanaman hias tersebut didominasi oleh kelompok eksportir dengan nilai ekspor di bawah US$100 Ribu per tahunnya. Dengan produk unggulan berupa bunga dan kuncup bunga potong segar diikuti oleh lumut moose dan lichen juga tanaman hias jenis lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya