Penghimpunan Dana di Pasar Modal RI Cetak Sejarah, Tembus Rp358,4 T

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencatatkan rekor baru. Ini karena nilai penghimpunan dana pada 2021 menjadi yang tertinggi dalam sejarah.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Total Aset TBS Energi Utama 2023 Naik 5,4 Persen

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal hingga 24 Desember telah mencapai Rp358,4 triliun dengan jumlah emiten baru 55.

"Merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah dengan emiten baru tercatat sebanyak 55 emiten. Penghimpunan dana ini mayoritas digunakan sebagai modal kerja," kata dia melalui siaran pers, Jumat, 30 Desember 2021.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Di sisi lain, dia melanjutkan, pasar saham Indonesia juga semakin menguat. Hingga 24 Desember 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) katanya telah tercatat menguat 0,4 persen mtd ke level 6.563.

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Photo :
  • Website OJK
Dharma Polimetal Tebar Dividen 2023 Rp 171,29 Miliar, 28 Persen dari Laba Bersih

"Dengan non residen mencatatkan inflow sebesar Rp 0,94 triliun. Sementara di pasar SBN, non residen outflow Rp24,99 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN naik 8 bps mtd pada seluruh tenor," tegasnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya telah mengatakan, masih terdapat tambahan penawaran umum dari 11 perusahaan hingga akhir tahun ini senilai Rp13,99 triliun.

"Ada 11 lagi penawaran umum sebesar Rp13,99 triliun yang akan segera diproses sampai akhir tahun ini, mungkin bisa lebih," tutur dia.

Di sisi lain, kondisi ini juga didukung adanya lonjakan pertumbuhan investor ritel milenial. Investor segmen itu mencapai 7,2 juta atau tumbuh 101,72 persen secara tahunan dan jumlah tersebut 99 persennya adalah investor ritel.

"Di mana masyarakat ini punya disposable income yang tinggi karena mereka tidak punya ruang untuk spending saat masa COVID," ungkapnya.

Wimboh menilai, antusiasme dan optimisme penghimpunan dana di pasar modal ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi di Indonesia didukung dengan fundamental yang bagus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya