Di Kantor Luhut, Menteri Jepang Berterima Kasih soal Ekspor Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Kochi di Kantor Kemenko Marves, Jakarta.
Sumber :
  • Kemenko Marves

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Kochi di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa, 11 Januari 2022.

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Jepang menyampaikan terima kasih soal larangan ekspor batu bara yang akan dibuka dalam waktu dekat. Menteri Koichi mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang membuat keputusan soal kapal pengangkut batu bara telah diumumkan kemarin, 10 Januari 2022.

“Saya berterima kasih sudah dijelaskan secara detail tentang rencana pemerintah Indonesia soal release batu bara,” kata Koichi dikutip dalam keterangan resmi Kemenko Marves.

3 Tips Ini Bisa Buat Kamu Terhindar dari Penipuan Investasi

Hadir mendampingi dalam pertemuan itu, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, Dirjen METI Jepang Matsuo Takehiko, dan Dubes Jepang Kanasugi Kenji.

Sejatinya, pertemuan pejabat kedua negara sahabat itu membahas tentang potensi kerja sama di bidang green energy, perikanan, lingkungan dan industri petrokimia. 

Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

“Indonesia dalam tujuh tahun ini banyak yang berubah, pembangunan hampir merata di Indonesia bagian barat dan timur,” ujar Menko Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut B. Pandjaitan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Kochi di Kantor Kemenko Marves, Jakarta.

Photo :
  • Kemenko Marves

Luhut pun menjelaskan tentang pembangunan industri hilir sebagai arah investasi di Indonesia saat ini. “Saat ini industri hilir untuk nikel lebih berfokus untuk pengembangan strainless steel yang merupakan komponen pembuatan baterai Lithium,” katanya.

Mengenai hal ini, Menko Luhut meyakinkan bahwa Indonesia memiliki stok bijih nikel yang sangat besar dengan total kapasitas produksi hulu hingga 12 juta ton/tahun.

“Industri hilir telah mengubah struktur ekonomi Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah,” imbuh Luhut. 

Selain menggenjot investasi, dia juga menjelaskan tentang perkembangan kondisi terkini dalam penanganan Pandemi COVID-19. “Kasus aktif kami telah menurun hingga 99,2 persen dari puncaknya tanggal 15 Juli tahun lalu. Tapi kami sekarang super hati-hati dengan Omicron,” tutur Menko Luhut.

Dia juga menyebutkan bahwa 96 persen varian COVID-19 terbaru itu masuk ke Indonesia dari para Pelaku Perjalanan Luar Neger (PPLN). 

Luhut Tawarkan Jepang Investasi PLTA di Kalimantan

Lebih lanjut, Menko Luhut juga menawarkan investasi  pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan yang hingga kini mampu menghasilkan listrik sebanyak 11 ribu megawatt. 

“Desember tahun lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan groundbreaking green industrial park seluas 30 hektare,” katanya.

Terakhir, Menko Luhut mengusulkan agar kedua negara membuat skema diskusi teknis yang bertemu secara regular agar dapat membahas secara intensif mengenai poin-poin kerja sama kedua negara.

Jepang Siap Dialog Reguler

Usai menyampaikan apresiasinya, Menteri Koichi menyambut baik usulan Menko Luhut agar ada dialog yang bersifat regular bagi kedua negara.

“Ada beberapa skema diskusi antara pemerintah dan swasta. Nanti kami juga akan diskusikan lebih lanjut lagi. Apapun (skemanya) kami terbuka,” katanya.

Kemudian, Menteri Perdagangan Jepang itu menjelaskan mengenai perkembangan investasi perusahaan Jepang untuk industri amonia di Teluk Bintuni, Papua Barat. “Saat ini proyek tersebut sudah sampai pada tahap FS (Studi Kelayakan),” urainya.  

Selain soal industri Amonia, Menteri Koichi juga sempat mengungkapkan keinginan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan baterai untuk pembangkit tenaga surya. Terakhir, dia berharap kedua negara dapat bekerja sama lebih erat pada masa mendatang. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya