Perangnya di Ukraina Kok Pasar Modal RI Negatif, Ini Sebabnya

IHSG Ditutup Melemah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Genderang perang yang mulai ditabuh oleh Rusia terhadap negara tetangganya, Ukraina, sedikit banyak disebut-sebut akan memiliki dampak bagi pasar modal Indonesia.

IHSG Dibayangi Koreksi Wajar, Intip Rekomendasi Saham Jelang Akhir Pekan

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, perang Rusia-Ukraina ini pastinya akan membawa dampak dari psikologis pasar, dimana akan ada panic selling dari investor. 

"Untuk investor, untuk saat ini bisa melakukan wait and see terlebih dahulu, sambil menunggu bagaimana konflik antara Rusia dan Ukraina ini," kata Azis kepada media, Kamis 24 Februari 2022.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Baca juga: Dampak Rusia Invasi Ukraina, IHSG Ditutup Memerah

Selain itu, Azis menambahkan bahwa para investor mungkin juga bisa menyiapkan cash sambil menyicil saham-saham yang sudah turun dalam, dan memiliki fundamental yang kuat.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

"Ya pastinya ada, walaupun negara kita tidak berdampak secara langsung secara data ekonomi, tetapi pasar akan merespon negatif atas konflik geopolitik ini," ujar Azis.

Dia menilai bahwa di saat konflik seperti yang terjadi antara Rusia-Ukraina ini, maka yang akan diuntungkan adalah emiten yang bergerak di sektor komoditas, khususnya minyak. Sebab, Rusia diketahui merupakan salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia.

Tank Rusia bergerak ke kota di Timur Ukraina.

Photo :
  • ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as

"Karena kita ketahui juga, Rusia negara dengan produsen minyak terbesar, jika ada gangguan pasokan ya maka harga minyak juga akan naik," ujarnya.

Diketahui, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 102 poin atau 1,48 persen di level 6.817 pada perdagangan hari ini, Kamis 24 Februari 2022.

Pada penutupan kali ini, tercatat ada 109 saham yang mengalamai penguatan, 492 saham melemah, dan 82 saham yang stagnan. Sementara, transaksi perdagangan tercatat mencapai Rp21,08 triliun dari 31,5 miliar lembar saham yang diperdagangkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya