Sri Mulyani: Indonesia Diuji Kepemimpinannya di Gelanggang Dunia

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan sejumlah tantangan untuk memulihkan ekonomi nasional. Terdapat banyak guncangan dan tuntutan yang diberikan dunia akan kepemimpinan Indonesia di kancah global.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Ani, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa di saat Indonesia tengah kembali menuju jalur untuk mencapai tujuan cita-cita pembangunan, berbagai halangan menghadang jalan untuk menuju proses pemulihan, di mana salah satunya yaitu transisi pandemi menuju endemi yang tidak merata.

“Pemulihan ekonomi bukanlah proses yang mulus dan mudah. Banyak tantangan yang bisa menimbulkan guncangan, dalam jalur pemulihan. Gejolak geopolitik yang menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas secara ekstrem dan ditambah dengan disrupsi rantai pasok global,” ujar Ani pada Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Sebelas Maret, Jumat 11 Maret 2022.

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • Tangkapan layar.

Dengan hal tersebut, menyebabkan tekanan inflasi global yang saat ini menjadi tinggi. Selain itu tantangan lain yang dihadapi adalah, ancaman perubahan iklim.

Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

“Perubahan iklim adalah tantangan yang harus dijawab secara dini dan dipersiapkan secara teliti baik dari sisi teknologi, policy dan keuangan,” jelasnya.

Ani melanjutkan, di tengah kerumitan pemulihan ekonomi. Indonesia juga dihadapkan dengan ujian kepemimpinan di hadapan dunia.

“Indonesia juga diuji kepemimpinannya di gelanggang dunia. Sebagai pemegang presidensi G20, sebuah forum utama kerja sama ekonomi global yang memiliki agenda penting yaitu pemulihan bersama, dan penataan kembali pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Di tengah persaingan yang meruncing, yang makin kompleks dan makin terbelah oleh kepentingan geopolitik,” tuturnya.

Adapun dengan segala tantangan tersebut, ia mengatakan Indonesia sebelumnya pernah menghadapi hal serupa. Di mana Indonesia berhasil memanfaatkan krisis sebagai momentum untuk melaksanakan reformasi.

“Kita harus keluar dari krisis dengan prestasi bukan bisa-biasa saja. Kita harus terus optimis bahwa badai akan berlalu,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya