Airlangga Waspadai Tingginya Inflasi Global Hambat Pemulihan Ekonomi

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :

VIVA – Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menambah ketidakpastian baru bagi ekonomi global. Hal tersebut telah menyebabkan berbagai harga komoditas melambung tinggi, khususnya pada energi dan pangan.

Mendagri Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11 Persen, tapi Akui Masih Belum Merata

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, ketegangan antar dua negara tersebut Indonesia terkena dampaknya. Dampak tersebut terlihat pada dua jalur transmisi, yaitu finansial dan jalur perdagangan serta komoditas.

“Jalur finansial diproyeksikan memiliki dampak yang relatif terbatas, nilai tukar rupiah masih relatif stabil US$14.300 per bulan Maret,” jelas Airlangga dalam telekonferensi, Selasa 22 Maret 2022.

Ketegangan Geopolitik hingga Inflasi di Bawah Ekspektasi, OJK: Stabilitas Keuangan RI Masih Terjaga 

Adapun dengan itu, Indonesia masih berpotensi diuntungkan. Keuntungan tersebut dapat dicapai jika bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve memperlambat atau menurunkan level penyesuaian suku bunga, dalam pengambilan kebijakannya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Photo :
  • Dokumentasi Kemenko Ekonomi.
Konsumen Makin Pede Tatap Ekonomi Indonesia, BI Ungkap Indikatornya

Sementara itu, Airlangga menuturkan untuk jalur komoditas dan perdagangan akan berdampak pada jangka pendeknya. Kenaikan harga energi dan komoditas global berpotensi meningkatkan pendapatan ekspor.

“Namun dalam jangka menengah dan panjang inflasi global akan memperlambat laju pemulihan, meningkatkan inflasi domestik khususnya pangan dan energi, pupuk serta input produksi yang berpotensi menyebabkan kelangkaan. Dan juga berdampak kepada fiskal sustainability,” ujarnya.

Airlangga menghimbau agar risiko tersebut harus di antisipasi. Di mana saat ini Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan. Dan diharapkan untuk terus optimis dalam pemulihan akan terakselerasi dan tumbuh baik di tahun 2022.

“Akselerasi pemulihan ekonomi di tahun 2022 di dorong oleh pandemi yang lebih terkendali dan cakupan vaksinasi yang jauh lebih tinggi,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya