- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA – Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) telah meluncurkan roadmap atau peta jalan untuk mendorong penguatan tata kelola dan transformasi digital industri asuransi jiwa di Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar industri asuransi jiwa mampu beradaptasi hingga ke masa depan.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon mengharapkan dari adanya roadmap tersebut mampu membantu industri asuransi jiwa khususnya perusahaan anggota-anggota AAJI untuk bertumbuh lebih baik.
"Karena arah yang disarankan untuk dituju sudah lebih jelas. Industri asuransi jiwa bertumbuh, tetapi kita juga perlu tau ke depannya sebaiknya kita jalannya dan mengarahnya ke mana ke kanan apa ke kiri. Peta jalan ini diperlukan," ujar Budi di Thamrin, Jakarta, Rabu 20 April 2022.
Budi melanjutkan, roadmap ini juga dibuat karena AAJI melihat bahwa ada tantangan yang dihadapi oleh industri ke depan kian meningkat dan dinamis.
Selain itu, dia mengungkapkan, dalam pembicaraan AAJI dengan asosiasi-asosiasi asuransi dari beberapa negara ASEAN. Diketahui bahwa beberapa negara ASEAN telah memiliki peta jalan industri asuransi sendiri.
"Ada yang memiliki peta jalan industri asuransinya artinya jiwa dan umum. Ada juga yang masing-masing memiliki peta asuransi umum, ada yg satu kesatuan ada yang tidak," jelasnya.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon.
- Anisa Aulia/VIVA.
Budi mengatakan, roadmap yang dibuat AAJI mencakup beberapa hal, yaitu penguatan struktur pemodalan, peningkatan kualitas pengaturan dan pengawasan, peningkatan kualitas manajemen operasional, sumber daya manusia, dan peningkatan perlindungan serta pelayanan nasabah.
"Dari cakupan tersebut, ada tiga tujuan utama dalam perumusan roadmap ini yaitu menjadikan industri asuransi jiwa semakin bertumbuh dan memberikan perlindungan ke seluruh masyarakat Indonesia, semakin sehat dan berkualitas dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat," paparnya.
Kemudian melalui roadmap tersebut juga AAJI mendorong terwujudnya industri asuransi jiwa Indonesia yang unggul dan berdaya saing tinggi di sektor jasa keuangan Indonesia.
Hal tersebut dilakukan melalui peningakatan oprational excellence dengan melakukan penguatan pada aspek tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Govermance (GCG) dan manajemen risiko.
