Go Global, PGN dan SK E&S Kerja Sama Jual Beli LNG Internasional

PGN gandeng PRISM Energy Internasional untuk jual beli LNG.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina bersiap masuki pasar LNG Internasional dengan menggandeng PRISM Energy Internasional selaku Anak Perusahaan SK E&S yang bergerak di bidang LNG Trading. 

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan. 

MSPA ini juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara PGN dan SK E&S untuk kerja sama pengembangan LNG, Hydrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS) yang disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, 22 Februari 2022 lalu.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Baca juga: Kondisi Terkini Banjir Rob di Semarang, Air Semakin Tinggi

Penandatanganan MSPA dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan dan CEO PRISM Energy International, Chung Jaehak, pada Selasa, 24 Mei 2022.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengungkapkan bahwa MSPA ini akan membuka peluang jual beli LNG internasional bagi PGN dalam upaya penyediaan energi bersih bersama PRISM.

“Kami men-challenge diri sendiri agar tidak hanya hadir untuk kebutuhan gas bumi domestik di mana kita telah mencapai 89 persen market share, tetapi juga dapat keluar dari zona nyaman dengan memasuki pasar internasional,” ujar Heru dalam keterangan tertulisnya.

Selain LNG Trading internasional, kerja sama ini juga sejalan dengan visi misi SK Group dalam utilisasi gas bumi menuju masa transisi energi bersih. Dalam hal ini, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk menyediakan Green Hydrogen. 

Petugas PT PGN Tbk saat bekerja.

Photo :
  • istimewa

Heru berharap, PGN dan SK Group dapat saling melengkapi dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk pengembangan LNG, Hydrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS). 

Kebijakan energi dan transisi energi bersih merupakan penentu utama permintaan LNG di Korea Selatan. Pada akhir 2020, Korea Selatan juga mengumumkan target net zero emissions pada 2050, adapun porsi LNG pada bauran pembangkit listrik pada 2030 mencapai hingga 19 persen. 

Peran LNG dalam bauran tenaga listrik tersebut akan terus berkembang di mana perkiraan permintaan LNG Korea Selatan pada 2030 akan mencapai antara 65-66 bcm, atau sekitar 50 Mt.

“Kami percaya dengan sinergi infrastruktur LNG, teknologi, pasar, sekaligus sebagai penyuplai LNG terpercaya, PGN dan SK Group mampu mendukung pertumbuhan kebutuhan gas bumi untuk transisi energi bersih di Korea Selatan, Asia Tenggara, hingga pasar global lainnya,” ujar Heru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya