Inflasi AS Naik 8,6 Persen pada Mei 2022, Tertinggi Sejak 1981

Times Square, New York, Amerika Serikat (AS).
Sumber :
  • Wired

VIVA – Biro Statistik dan Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa tingkat Inflasi pada Mei 2022 meningkat menjadi 8,6 persen dibandingkan tahun lalu. Sehingga, inflasi Mei menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.

Bea Cukai Jalin Kolaborasi Tingkatkan Perekonomian di Kabupaten Karimun

Dilansir dari CNBC pada Sabtu 11 Juni 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk harga barang dan jasa AS tercatat naik lebih dari perkiraan para ekonomi. Hal itu, didorong oleh gejolak harga pangan dan energi. 

Lalu, IHK AS Mei 2022 secara bulanan juga tercatat naik sebesar 1 persen, sementara inflasi inti naik 0,6 persen dibandingkan perkiraan sejumlah ekonom yang berada di 0,7 persen. 

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Pemerintah

Baca juga: AS Terancam Resesi Lagi, Apa Dampaknya pada Ekonomi Indonesia?

Inflasi kali ini, di dorong oleh melonjaknya harga tempat tinggal, bahan bakar minyak (BBM) dan makanan. Kesemua hal tersebut berkontribusi besar pada peningkatan inflasi Mei 2022.

Harga Emas Hari Ini 15 Maret 2024: Antam Melorot, Produk Global Bervariasi

Tercatat pula, harga energi naik 3,9 persen dari bulan lalu, atau naik 34,6 persen secara tahunan. Dalam kategori tersebut, BBM membukukan kenaikan bulanan 16,9 persen, mendorong lonjakan 12 bulan menjadi 106,7 persen.

Kemudian, biaya tempat tinggal, yang menyumbang sepertiga dalam bobot inflasi naik 0,6 persen pada Mei. Kenaikan itu tercepat sejak Maret 2004. Lalu secara tahunan naik 5,5 persen dan terbesar sejak Februari 1991.

Papan indeks di bursa Asia

Photo :
  • CNBC

Dan terakhir, terkait biaya makanan naik 1,2 persen pada Mei, hal itu membawa kenaikan tahunan menjadi 10,1 persen.

Sementara itu, atas laporan inflasi tersebut pasar bereaksi negatif, dengan saham berjangka menunjukkan pembukaan yang lebih rendah di Wall Street dan imbal hasil obligasi pemerintah meningkat.

"Sulit untuk melihat data inflasi Mei dan tidak kecewa," kata kepala ekonom Morning Consult, John Leer. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya