Genjot Pemulihan Ekonomi, BI Minta Perbankan Turunkan Bunga Kredit

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, suku bunga pada perbankan terus mengalami penurunan. Hal itu sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit.

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Perry menyampaikan, di pasar uang untuk suku bunga Indonesia pada Mei 2022 stabil sebesar 2,79 persen dibandingkan Mei 2021. Kemudian di pasar dana, suku bunga deposito satu bulan perbankan turun sebesar 75 basis poin sejak Mei 2022 menjadi 2,86 persen di Mei 2022.

Sedangkan di pasar kredit, untuk suku bunga kredit juga menunjukkan penurunan sebesar 52 basis poin pada periode yang sama, di tengah membaiknya risiko perbankan.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

“Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan. Guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam telekonferensi, Kamis, 23 Juni 2022.

Suku bunga bank

Photo :
  • Dokumentasi Rumahku.com
Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Selain itu, Perry menjelaskan bahwa pada sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan saat ini terus melanjutkan perbaikan. Untuk rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada April 2022 tetap tinggi sebesar 24,28 persen.

Sedangkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) tetap terjaga di 3 persen untuk bruto, dan 0,83 persen pada neto. Kemudian untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,93 persen secara year on year (yoy). 

Sementara intermediasi perbankan Mei 2022 melanjutkan perbaikan dibanding bulan sebelumnya. Dengan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,03 persen yoy.

“Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh kelompok bank dan hampir di seluruh sektor ekonomi. Terutama pada segmen kredit Korporasi dan UMKM, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga,” jelasnya.

Perry menuturkan, dari sisi penawaran standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar. Terutama di sektor perdagangan, industri, dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit.

“Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan yang selanjutnya meningkatkan permintaan pendanaan perbankan. Kemampuan membayar dan belanja modal korporasi,” terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya