Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,5 Persen, Sri Mulyani Waspadai Ini

Menkeu Sri Mulyani.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis outlook pemulihan ekonomi Indonesia akan terus merangkak positif pada tahun ini. Dua motor ekonomi diandalkan untuk mengakselerasi laju ekonomi.

AirAsia Indonesia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun pada Tahun 2023

Ani begitu sapaan akrabnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 juga diperkirakan masih dalam kisaran 4,9 persen-5,4 persen. Hal itu dikatakannya dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) dan Gubernur Bank Indonesia.

Outlook dari pemulihan ekonomi d 2022 sampai dengan semester dua masih diperkirakan menguat yaitu, antara 4,9 persen hingga 5,5 persen. Tentu ini didukung oleh pertama konsumsi masyarakat yang akan terus pulih,” ujar Ani, Jumat 1 Juli 2022.

Kinerja Membaik, Fitch Kerek Rating Bank Mandiri Jadi AAA (Idn)/‘BBB’; Outlook Stable

Namun dari hal tersebut, Ani menyebutkan harus dilihat secara hati-hati. Karena kecenderungan inflasi akan menggerus dukungan dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia
Raup Laba Bersih Rp483 Miliar pada 2023, BRI Insurance Bagikan Dividen Rp 118 Miliar

“Juga dari sisi investasi juga kemungkinan akan bisa tergerus kalau inflasi dan kemudian menyebabkan suku bunga naik kemudian juga bisa menyebabkan penurunan investasi,” jelasnya.

“Ini lah yang menjadi fokus bagi pemerintah untuk terus mengawal pemulihan ekonomi tentu dengan kualitas yang terus baik,” paparnya.

Selain itu, Ani menyampaikan bahwa pada pemulihan ekonomi tidak hanya sekadar mengembalikan pertumbuhan. Tetapi juga menciptakan kesempatan kerja baru dan mengurangi kemiskinan.

“Ini terlihat dalam indikator kita bahwa kesempatan kerja tercipta dengan pemulihan ekonomi. Sehingga pengangguran kita mulai menurun lagi sesudah sempat naik di 6,26 persen sekarang sudah turun di 5,83 persen,” terangnya.

Kemudian, untuk kemiskinan jelasnya juga ikut menurun dari yang sebelumnya melonjak di 10,2 persen menjadi 9,7 persen. Dengan itu Ani mengatakan Pemerintah akan terus berupaya menurunkan pada level yang lebih rendah lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya