- VIVA.
VIVA Bisnis – Proses digitalisasi SPBU melalui portal MyPertamina akan dijadikan sebagai alat pemantau penjualan BBM subsidi seperti Pertalite dan solar subsidi. Hal itu ditegaskan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.
Nantinya, Pertamina bisa terus update mengenai kondisi stok dan harga BBM subsidi melalui portal MyPertamina tersebut. Hal ini guna menjaga ketersediaannya di sisi bisnis hilir Pertamina untuk konsumsi masyarakat.
"Jadi nanti baik LPG maupun produk-produk BBM lainnya, stoknya akan kita jaga dalam kondisi aman," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu 6 Juli 2022.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di proyek RDMP Balikpapan.
- Pertamina
Nicke menjelaskan, berdasarkan data Pertamina per 5 Juli 2022, stok Pertalite secara nasional berada di kisaran 81.738 Kiloliter (KL) per hari. Dia memastikan bahwa stok itu cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat selama 18 hari.
"Sementara stok solar subsidi posisinya berada di 78.661 KL per hari, atau cukup untuk 20 hari," ujarnya.
Portal MyPertamina sebagai bagian dari digitalisasi itu, diakui Nicke akan sangat membantu. Terutama untuk memantau ketersediaan stok BBM subsidi dan non-subsidi, bahkan hingga ke wilayah-wilayah terpencil.
"Sehingga bukan hanya stok nasional saja yang kita jaga, tapi juga stok per SPBU, per wilayah, per regional, semuanya nanti bisa kita jaga," kata Nicke.
Meski demikian, Nicke memahami bahwa level kecukupan stok BBM untuk setiap regional, memang berbeda antara regional satu dengan yang lainnya. Karenanya, lanjut Nicke, pihaknya juga akan melakukan sejumlah upaya penyesuaian, yang tergantung dari banyaknya kebutuhan masing-masing daerah tersebut.
"Jika langkah mendigitalisasi SPBU itu dimungkinkan, maka hal tersebut bisa jadi sangat efektif. Daripada kita menimbun semua stok produk, akhirnya justru menjadi idle money yang membebani Pertamina," ujarnya.
