Sri Mulyani Minta Masyarakat ‘Jangan Baper’ Dikritik Soal Emisi Karbon

Menkeu Sri Mulyani di FMCG G20 di Bali.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta, orang Indonesia untuk tidak terbawa perasaan atau (baper) ketika dikritisi dalam upaya menekan emisi karbon. Sebab bukan hanya Indonesia yang disorot atas hal itu.

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Saat ini Indonesia diketahui masih menggunakan energi yang belum ramah lingkungan. Itu diketahui dengan Indonesia masih menjadi negara penyumbang polusi tertinggi. Karena Indonesia juga menyumbang penduduk terbanyak keempat di dunia, yang menyebabkan RI belum ramah lingkungan.

“Sumber emisi CO2 yang berasal dari sektor kelistrikan tentunya menjadi salah satu bidang yang juga akan dikritisi. Tapi ini bukan hanya untuk Indonesia, orang Indonesia jangan baper karena negara kita juga akan dikritisi,” ujar Sri Mulyani di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali, Rabu 13 Juli 2022.

Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

Baca juga: Sri Mulyani: Ancaman Inflasi Kini Sensitif Bagi Politik Suatu Negara

Sri Mulyani mengatakan, dalam komitmen untuk menekan emisi karbon bukan hanya ada pada negara berpendapatan rendah atau berkembang. Itu juga bisa dicermati dari komitmen AS terhadap perubahan iklim.

Salurkan Gaji hingga THR PNS, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp 70,7 Triliun

“Komitmen mereka terhadap perubahan iklim pasti juga akan diteliti. Jadi semua country akan diteliti, untuk Indonesia karena kita sudah berkomitmen pada NDC. Kontribusi yang ditentukan secara nasional reputasi dan kredibilitas komitmen negara kita tentunya perlu terus dipertahankan dan dijaga,” jelasnya.

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi. (Ilustrasi)

Photo :
  • VIVAnews/ M Ali Wafa

Adapun untuk komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 29 persen dengan upaya sendiri. Dan sebesar 41 persen diperlukan dukungan melalui internasional.

“Dari perusahaan listrik sektor listrik khususnya akan menjadi pengurangan 340 juta ton CO2. Ini adalah yang terbesar, terbesar kedua setelah kehutanan, jika anda ingin meningkatkan pengurangan CO2 menjadi 41 persen maka sektor listrik perlu mengurangi CO2 sebesar 446 juta ton. Itu sangat besar,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya