OJK: Kredit Perbankan Sudah di Atas Rata-rata Sebelum Pandemi

Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA News – Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Edy Siregar menyatakan, kredit perbankan di Juni 2022 tumbuh sebesar 10,66 persen secara year on year (yoy). Dibanding bulan sebelumnya yang hanya sebesar 9,03 persen yoy.

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Agus mengatakan, jika secara nominal kredit perbankan juga meningkat sebesar Rp164 triliun di bulan Juni. Dalam hal ini menjadi yang tertinggi sejak sebelum pandemi atau dari 2015-2019.

"Secara nominal kredit perbankan meningkat Rp164 triliun di bulan Juni ini. Ini di atas rata-rata historisnya sebelum pra pandemi, kalau kita lihat pra pandemi kalau setiap bulan Juni itu di 2015-2019 rata-rata di bulan Juni tumbuhnya sekitar Rp75,72 triliun," ujar Agus dalam telekonferensi, Selasa, 2 Juli 2022.

BI Catat Penyaluran Kredit Baru Kuartal I-2024 Tumbuh Positif, Ada Tapinya

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Agus menjelaskan, pada sektornya juga menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Hal itu juga diikuti dari sisi kelompok bank yang turut mengalami pertumbuhan kredit, pada semua kelompok bank dan jenis bank.

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 344,2 Triliun

Selain itu jelasnya, piutang pembiayaan Juni 2022 turut meningkat dari bulan ke bulan di 2022.

"Secara sektoral pembiayaan di sektor pertambangan terutama tumbuh signifikan dengan tingginya harga komoditas. Kinerja yang baik di sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan tadi diikuti dengan penghimpunan pembiayaan di pasar modal bahwa Per Juli 2022 IPO di bursa domestik tercatat sebesar Rp123,5 triliun," jelasnya.

Adapun untuk emiten baru di pasar modal jelasnya, hingga 26 Juli 2022 tercatat mencapai 32 emiten baru.

Sedangkan dari sisi stimulus yang diberikan OJK selama pandemi khususnya terhadap kredit restrukturisasi COVID-19 terus melanjutkan tren penurunan Rp596 triliun di bulan Mei.

Bursa Efek Indonesia / BEI atau Indonesia Stock Exchange / IDX

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

"Sekarang sudah turun lagi sekitar Rp20 triliun menjadi Rp576 triliun di bulan Juni. Dengan NPL yang juga terus menurun di kredit restrukturisasi tersebut," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya