Sri Mulyani Dorong Investor Ritel Borong Instrumen Investasi Hijau RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selain berperan sebagai pengelola fiskal, Kementerian Keuangan juga terus berupaya memperkenalkan berbagai instrumen keuangan, yang sekiranya mampu diakses oleh para investor di Indonesia, terutama para investor ritel.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Diharapkan, hal itu nantinya akan memunculkan pengenalan terhadap instrumen baru di luar deposito atau tabungan.

"Seperti misalnya Surat Berharga Negara (SBN) termasuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk, dan juga jangka waktunya dibuat lebih panjang," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Jumat 12 Agustus 2022.

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Sejak 2018, pemerintah konsisten menerbitkan instrumen sukuk hijau yang juga di issues secara global. Menkeu bahkan memastikan bahwa total penerbitan sukuk hijau global atau green sukuk secara global, telah mencapai US$5 miliar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • istimewa
Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

"Kita bisa menjadi salah satu negara emerging yang mampu memposisikan dan memanfaatkan kesempatan, dengan terus meningkatnya awareness maupun kebutuhan untuk mencari instrumen yang sifatnya peduli terhadap lingkungan atau green investment," ujar Menkeu.

Oleh karena itu, lanjut Sri Mulyani, Indonesia selama ini telah mendapatkan pengakuan sebagai negara yang mampu memiliki transaksi sukuk global dan green sukuk terbesar dalam dolar AS, dengan tenor mencapai 10 tahun.

Namun, Sri Mulyani mengakui bahwa kita seharusnya tidak hanya fokus pada para investor global saja. Sehingga, Pemerintah juga menerbitkan sukuk hijau yang ritel domestik, terutama bagi para investor individual di Indonesia.

"Hal ini dalam rangka melakukan penetrasi yang semakin dalam dan luas, bagi para investor di Indonesia terutama di level ritel," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya