Menteri ESDM Bakal Hidupkan Lagi Eksplorasi Besar-besaran Sektor Migas

Sumur eksplorasi Manpatu-1x Blok Mahakam di Kalimantan Timur. (ilustrasi)
Sumber :
  • Pertamina

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, dalam jangka panjang pihaknya akan mengupayakan kembali langkah eksplorasi besar-besaran. Khususnya di wilayah-wilayah yang masih memiliki potensi sumber minyak dan gas.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Dia mengatakan, rencana jangka panjang berupa eksplorasi sumber-sumber baru ini bakal dilakukan Kementerian ESDM, sejak yang terakhir dilaksanakan pada medio 2012-2014 silam.

"Dari 2012 sampai 2014 dulu ada eksplorasi besar-besaran yang telah menghabiskan lebih dari US$2 miliar. Eksplorasi ternyata tidak berhasil dan sejak itu sudah tidak ada lagi eksplorasi baru," ujarnya.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Sumur Eksplorasi Manpatu 1-X di WK Pertamina Hulu Indonesia South Mahakam.

Photo :
  • Dok. Pertamina

Tasrif menjelaskan, saat ini Kementerian ESDM sudah memiliki beberapa potensi sumber cadangan baru yang sedang dikembangkan. Tentunya untuk bisa menghasilkan gas, condensate atau oil dari lapangan-lapangan yang berpotensi.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Namun, dia menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan memang akan cukup panjang, seiring langkah pembenahan di sejumlah aspek yang juga mesti dilakukan guna menarik minat investasi.

"Itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, dan pemerintah perlu melakukan perbaikan-perbaikan fiskal term untuk membuat daya investasi di sektor migas ini juga akan meningkat," ujarnya.

Selain itu, lanjut Tasrif, Kementerian ESDM juga akan memulai berproduksinya beberapa lapangan, yaitu di Jatim dan Papua. Karenanya, upaya menyempurnakan infrastruktur terutama infrastruktur gas, juga harus dilakukan agar bisa menopang upaya-upaya tersebut.

"Sehingga (alur distribusi) bisa menyambung mulai dari Sumatera sampe ke Jatim," kata Tasrif.

"Ini adalah untuk merespons jangka panjang kelebihan-kelebihan gas di daerah yang subur, agar bisa dikirim ke daerah-daerah yang memang sudah menunjukkan tren penurunan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya