Waspada, Kenaikan BBM Buat Ekonomi RI Melambat Kuartal IV-2022

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bisnis – Pemerintah akhirnya menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar, serta BBM non subsidi Pertamax. Kenaikan harga BBM itu berlaku pada 3 September 2022, pukul 14.30 WIB di seluruh Indonesia.

Mendagri Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11 Persen, tapi Akui Masih Belum Merata

Adapun harga baru dari Pertalite adalah dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, lalu Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan Pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Kenaikan harga BBM tersebut tentunya berdampak ke sejumlah asumsi ekonomi pada tahun ini. Lalu, apa sih dampaknya pada perekonomian Indonesia di sisa 2022 ini?

Ketegangan Geopolitik hingga Inflasi di Bawah Ekspektasi, OJK: Stabilitas Keuangan RI Masih Terjaga 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Kok BBM Naik, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk, Josua Pardede mengungkapkan dampak dari kenaikan BBM tersebut tentunya yang pertama adalah diikuti dengan naiknya inflasi dan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

BBM Ini Bukan Pengganti Pertalite, Petugas SPBU Salah Sebut

Selain itu, dari potensi kenaikan-kenaikan tersebut diperkirakan juga akan mulai terindikasi ke perlambatan pertumbuhan ekonomi. Perlambatan tersebut diperkirakan bakal terjadi pada kuartal IV-2022.

“Perlambatan akan dirasakan pada kuartal IV-2022, meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan berkisar 5 persen pada full year 2022,” tegas Josua kepada VIVA Bisnis melalui pesan singkatnya.

Nozzle BBM Pertalite dan Pertamax di SPBU Abdul Muis.

Photo :
  • ANTARA PHOTO/M Agung Rajasa/ss/aww.

Josua mengungkapkan, atas kondisi tersebut ada hal yang tentunya harus diwaspadai bersama di mana dampak kenaikan BBM justru akan lebih signifikan terjadi pada pertumbuhan ekonomi 2023.

“Akan lebih signifikan terjadi pada pertumbuhan ekonomi tahun 2023 yang diperkirakan cenderung melambat ke kisaran 4,8-4,9 persen,” ujar Josua.

Sebelumnya, Josua juga memperkirakan dengan naiknya harga BBM tersebut maka potensi kenaikan inflasi dapat diperkirakan sebesar 2,05 persen. Sehingga, pada akhir 2022 inflasi Indonesia diperkirakan akan berkisar 6-7 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya