Tarif Angkot di Medan Naik 30% Menyesuaikan Harga BBM Pertalite

Ilustrasi angkot di jalan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA Bisnis – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan melakukan penyesuaian tarif harga terhadap angkutan kota (Angkot) sebesar 30 persen dari tarif sebelumnya. Hal ini dilakukan pasca kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe menjelaskan, penyesuaian harga tarif angkot tersebut dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.500 per estafet. Hal ini disebut akan sesuai dengan pengeluaran dan pendapatan sopir angkot.

"Dengan naiknya harga pertalite sebesar 30 persen, maka mulai hari ini tarif ongkos angkot di Kota Medan juga akan naik 30 persen. Kalau kami harus menunggu penyesuaian tarif dari Pemerintah, gak bisa kami beroperasi dengan harga BBM itu," ucap Gomery saat dikonfirmasi VIVA, Senin siang, 5 September 2022.

Konsumsi BBM Skutik Yamaha Fazzio dari Yogyakarta ke Solo Tembus 83 Km/Liter

Tarif Angkot Tersebut Dinilai Sudah Ideal

Petugas SPBU mengganti papan Harga BBM.

Photo :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon
Bernyali Besar Sopir Angkot Pepet Fortuner Polisi, Begini Endingnya

Menurut Gomery bahwa penyesuaian tarif angkot 30 persen sudah ideal. Karena, ia menilai meski terjadi kenaikan BBM tersebut. Namun, sopir angkot harus tetap mencari nafkah.

"Kalau kita terapkan begitu (30 persen), pas lah kita anggap, ideal lah. Kalau harga BBM naik semua berpengaruh. Tapi, kita dan sopir harus tetap beroperasi untuk mencari nafkah," jelas Gomery.

Gomery menjelaskan bahwa kenaikan tarif angkot di Kota Medan berdasarkan persentase kenaikan harga BBM seperti Pertalite menjadi Rp 10.000 sebelumnya Rp 7.650 per liter. Karena, angkot di Medan mayoritas mengkonsumsi Pertalite.

Dia mengatakan, sebelumnya angkot di Medan menggunakan bahan bakar jenis Premium. Namun, sejak Premium hilang, penyesuaian tarif belum ada dilakukan pihaknya. Masih menerapkan tarif Rp 5.000 per estafet.

"Sebenarnya kita juga paling tidak suka naik tarif, tapi mau tidak mau ya harus naik. Sebab kalau harga BBM nya naik, apalagi naiknya sampai 30 persen lebih, ya tidak mungkin kita tidak naik tarif," jelasnya.

Ia juga mengatakan besaran penyesuaian tarif ini, juga melihat suku cadang akan ikut beranjak naik dan ditambah lagi, bahan pokok akan ikut serta naik juga. Di sini, dia mengungkapkan harus memikirkan kelangsungan hidup para sopir angkot ini.

"Kalau kita tidak naik tarif, jelas tidak akan tertutup biaya operasional kita, pasti merugi semua sopir-sopir kita," tutur Gomery.

Dengan penyesuaian tarif angkot ini, ia berharap Pemerintah dapat menerimanya termasuk masyarakat pengguna jasa angkot ini. Termasuk, pemerintah harus juga memperhatikan kondisi para sopir angkot ini.

"Dari penyesuaian tarif angkot, kita belum ada dipanggil pemerintah bahas soal ini. Kita harap pemerintah mengerti, karena kalau kita tunggu penyesuaian tarif disahkan, itu kapan, sementara BBM nya sudah naik. Kan enggak mungkin angkot-angkotnya berhenti beroperasi sampai penyesuaian tarifnya disahkan," jelasnya.

Gomery menyebutkan penyesuaian tarif ini, bukan mencari keuntungan dari kenaikan BBM bersubsidi tersebut. Namun, hanya memikirkan nasib para sopir angkot saja.

"Mereka itu cari makan, bukan cari kaya. Kalau kenaikan tarif ini di komplain juga, ya kita nggak ngerti lagi. Apalagi naiknya tarif kita sesuaikan dengan besaran naiknya harga BBM, berimbang, tidak ada penambahan pendapatan di sana. Sementara walaupun pendapatan tidak naik, biaya kebutuhan hidup justru semakin tinggi," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya