Infrastruktur Bisa Dibangun Tanpa Utang, Erick Thohir Kasih Buktinya

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyambut baik penyelesaian transaksi kerja sama investasi antara Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) beserta anak perusahaannya, PT Waskita Toll Road (WTTR).

Utang Pemerintah Maret 2024 Turun Jadi Rp 8.262 Triliun, Begini Rinciannya

Transaksi tersebut yakni untuk dua ruas Jalan Tol Trans Jawa, yakni Tol Kanci-Pejagan dan Tol Pejagan-Pemalang. Kerja sama dan kesepakatan pencairan dana dari INA, dilakukan melalui anak perusahaan yang sepenuhnya milik lembaga pengelola investasi Indonesia. 

Keduanya yakni PT Rafflesia Investasi Indonesia (RII) dan PT Abhinaya Investasi Indonesia (AII). Hal itu membuat arus kas Waskita Karya semakin kuat untuk pengembangan proyek-proyek lanjutan.

Tiba di Paris, Timnas Indonesia U-23 Geber Persiapan Hadapi Guinea

"Dengan skema ini, kita membuktikan bahwa infrastruktur bisa dibangun dengan investasi, tanpa utang," kata Erick dalam telekonferensi, Selasa 6 September 2022.

"Jadi dari sisi posisi di neraca pun lebih baik, tidak menjadi beban perusahaan yang mendapat penugasan, seperti Waskita Karya group," ujarnya.

Ringankan APBN, Indonesia Re Godok Skema Pembiayaan Rekonstruksi Akibat Bencana

Tim pekerja sedang membangun salah satu ruas jalan tol Trans-Jawa.

Photo :
  • Istimewa

Erick menambahkan, di tengah krisis global yang berpengaruh pada nilai tukar mata uang antarnegara, pembangunan infrastruktur idealnya memang menggunakan dana investasi, dan tidak dari pinjaman.

Karenanya, Erick pun mengapresiasi keterlibatan banyak pihak yang berkolaborasi dan bersinergi untuk mendukung kapasitas dana. Sehingga, investasi INA berjalan maksimal dalam mempercepat infrastruktur jalan tol di tanah air.

"Tentu saya juga mengucapkan terima kasih kepada INA yang terus berkolaborasi untuk memastikan aset-aset BUMN yang sudah diinvestasikan, baik dari dana pemerintah atau pun hasil dari aksi korporasi BUMN ini, bisa kita polarisasi dengan baik," ujar Erick.

Dia mengatakan, hal ini tentu bagian yang berkelanjutan, di mana kita akan mendorong semakin banyak aset-aset BUMN supaya bisa terbuka, transparan, dan dilakukan secara mekanisme pasar.

"Investasi ini menjadi bagian dari kredibilitas agar investor bisa percaya, bahwa ini adalah momentum yang sangat baik untuk Indonesia dalam membuka pertumbuhan ekonomi Indonesia dan merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dunia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya