Menteri Pertanian G20 Bakal Bertemu di Bali, Ini 3 Isu yang Dibahas

Pertemuan Menteri Pertanian negara anggota G20 di Bali.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Pertanian

VIVA Bisnis – Para Menteri Pertanian dunia yang tergabung dalam G20 akan berkumpul di Bali pada 27-29 September 2022 mendatang. Dalam perhelatan Agriculture Minister’s Meeting (AMM) G20 itu akan dibahas isu-isu pertanian global.

Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Mataram dan Bali, Warga Lari Keluar: Trauma Gempa 2018

Penyelenggaraan AMM G20 ini merupakan lanjutan dari pertemuan tingkat Deputi bidang pertanian atau Agriculture Deputies Meeting (ADM) yang digelar di Yogyakarta. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertemuan para Menteri Pertanian G20 nantinya akan membahas komitmen upaya bersama dalam sisi pangan berkelanjutan, hal ini sesuai dengan tema yang diusung Agriculture Working Group (AWG) dalam pelaksanaan G20 tahun ini.

Tokoh Hindu Sebut World Water Forum ke-10 Dapat Tingkatkan Perekonomian Warga Bali

"Kita sepakat untuk mengusung tema keseimbangan produksi dan perdagangan untuk kebutuhan pangan bagi semua orang," ungkap Syahrul dalam keterangan tertulis, Senin, 26 September 2022.

3 Isu Prioritas

Gelar Reforma Agraria Summit 2024, Kementerian ATR: Tindak Lanjut Deklarasi Karimun 2023

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Photo :
  • Dok. Kementerian Pertanian

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri mengatakan, tema yang disepakati akan menjadi dasar pembahasan pada pertemuan para Menteri Pertanian G20 mendatang. Tema tersebut juga dapat mendorong implementasi ketiga isu prioritas utama bidang pertanian yang diusulkan oleh Indonesia.

“Menteri Pertanian G20 akan bertemu dan melakukan sidang di tanggal 28 September mendatang, pertemuan tersebut untuk menyepakati komitmen dalam bentuk komunike, dan mendorong implementasi ketiga isu prioritas utama bidang pertanian yang diusulkan oleh Indonesia” jelasnya.

Adapun ketiga isu prioritas yang dimaksud adalah pertama, membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mendukung perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan pangan untuk semua. Ketiga, memajukan kewirausahaan pertanian yang inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani di daerah pedesaan.

“Isu prioritas tersebut telah dibahas beberapa kali pada pertemuan di tingkat pejabat eselon satu, dan pembahasannya, di level pertemuan yang sama, akan dituntaskan pada kegiatan Deputies Talk tanggal 27 September 2022 mendatang,” terang Kuntoro.
 
Berbagai komitmen yang dihasilkan pada Forum AMM nantinya, Kata Kuntoro, diharapkan memiliki kontribusi nyata dalam mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi.“Tentunya diharapkan juga dapat mendukung ketahanan sistem pangan dan pertanian di tingkat global,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya