Konsistensi Pemerintah Diharapkan Bisa Mobilisasi Pemanfaatan Gas Bumi

Proyek Pipa Transimisi Gas Bumi Cirebon-Semarang atau Cisem.
Sumber :
  • Dokumentasi PT PP.

VIVA Bisnis – Pemerintah terus berupaya melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Namun, di tengah transisi energi tersebut gas bumi dinilai memiliki peran strategis untuk Indonesia.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Dengan begitu, pengembangan infrastruktur menjadi kunci agar pemanfaatan gas bumi ke depan lebih optimal. Untuk itu, perlu dukungan dari konsistensi kebijakan pemerintah. Apalagi sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemanfaatan gas terus didorong setiap tahunnya.

Baca juga: PLN Batalkan Program Kompor Listrik, Ini Alasannya

6 Tips Membuat Hidup Lebih Tenang, Pikiran Lebih Relaks

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan yang diharapkan dari pemanfaatan gas bumi adalah pertumbuhan dari penggunanya. Namun data yang ada, sampai sejauh ini growth dari industri justru turun.

“Kalau growth saja turun, bagaimana pemerintah bisa mendapatkan penerimaan pajaknya. Ini akan mengancam ekosistem industri gas itu sendiri. Jadi helikopter view nya perlu lebih tinggi lagi,” ujar Komaidi. dalam bincang-bincang di acara DETalk bertajuk “Mobilisasi Pemanfaatan Gas Bumi Sebagai Energi Transisi” yang digelar Selasa, 27 September 2022.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Dia menambahkan sektor gas memiliki peran penting, sehingga perlu lebih bijaksana lagi dalam pengelolaannya. Jika kemudian ujungnya industri gas tidak berkembang, ke depan bergantung pada impor, sehingga biaya ekonominya bisa lebih besar.

Dahlan Iskan Kunjungi Pabrik Mobil Listrik Ravi Desai

Photo :
  • Ravi Desai

Chairman Indonesia Gas Society, Aris Mulya Azof, mengatakan berdasarkan bauran energi nasional secara umum pemanfaaatan gas di Indonesia diharapkan terus meningkat.

Jika pada 2020 minyak dan batu bara dominan dalam bauran energi nasional, maka pada 2050 kontribusinya akan menurun. Di sisi lain, kontribusi gas akan meningkat, dan EBT meningkat signifikan.

“Ini harapan pemerintah ke depan. Gas masih merupakan energi yang dibutuhkan sampai menuju Net Zero Emission pada 2060,” kata Aris yang juga menjabat sebagai Senior Vice President Downstream, Gas, and Renewable Energy PT Pertamina (Persero).

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro.

Photo :
  • istimewa

Menurut dia, kebutuhan gas per sektor diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Namun dari pemanfaatan gas selalu bertolak belakang dengan suplai. Karena dari sisi hulu, produksi gas nasional terus menurun, meski penurunannya lebih lambat dibanding minyak bumi.

Melalui regulasi yang telah ditetapkan, pemerintah berupaya menciptakan iklim yang baik bagi seluruh pihak. Diantaranya melalui PP Nomor 40 Tahun 2016. Permen ESDM 8/2020, Kepmen ESDM 134/2020, hingga Kepmen ESDM 135/2021.

Infrastruktur, kata Aris, menjadi kunci dalam pemanfaatan gas. Penyerapan gas dalam negeri berbanding lurus dengan perkembangan infrastruktur gas. Sejak 2010-2017, infrastruktur pipa gas bertambah 3.321 km dan bertambah lagi hingga 3.183 km berdasarkan rencana induk infrastruktur gas bumi nasional periode 2017-2031.

“Total kebutuhan Capex untuk pembangunan infrastruktur gas bumi nasional sesuai Masterplan Pertamina Group sebesar US$1,2 miliar setiap tahunnya,” ungkap Aris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya