Rupiah Menguat ke Rp 15.557 per Dolar AS, Cermati Analisisnya

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat pagi, 11 November 2022. Terpantau pukul 09.19 WIB, rupiah menguat sebesar 136 poin atau 1,17 persen ke posisi Rp 15.557 per dolar AS dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.693.

Nilai Tukar Rupiah Melemah Bikin Harga Motor Yamaha Ikut Naik?

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.701 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 akan melambat dan moderat. Diperkiraan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,1 persen.

Cadangan Devisa RI Maret Turun Jadi US$136,2 Miliar Buat Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

"Faktor pemicu perlambatan adalah peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Hal ini didorong oleh melandainya harga energi dan pangan yang diikuti oleh pelemahan nilai tukar rupiah, Pemerintah harus tetap waspada terhadap potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2022 nanti," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat 11 November 2022.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Rupiah Melemah Tertekan Fed Tunda Pangkas Suku Bunga hingga Konflik Timteng Memanas

Ibrahim mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 tidak terlepas dari bayang-bayang low base effect pada tahun sebelumnya. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 hanya mencapai 3,51 persen dan menjadi kuartal tersuram pada 2021.

"Hal ini tercermin pada kinerja sektoral. Misalnya, sektor transportasi dan pergudangan pada kuartal III-2022 yang mencetak pertumbuhan tertinggi sebesar 25,81 persen setelah sebelumnya mengalami kontraksi -0,72 persen pada periode sebelumnya," ujarnya.

Meski demikian, Ibrahim menuturkan low base effect pada kuartal IV-2022 hanya tersisa sedikit. Tetapi hal itu masih membuat pertumbuhan ekonomi akan sulit melampaui capaian kuartal III-2022.

"Peningkatan inflasi serta suku bunga acuan Bank indonesia juga akan berdampak pada kenaikan cicilan rumah, kendaraan, dan pinjaman lainnya. Sehingga akan mengurangi disposable income rumah tangga," jelasnya.

Selain itu lanjut Ibrahim, risiko geopolitik yang masih tinggi dan pertumbuhan banyak negara mitra dagang Indonesia yang menurun juga menjadi salah satu faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2022. Sebab, perusahaan akan berpikir ulang untuk berinvestasi, khususnya pada sektor manufaktur yang berorientasi ekspor.

Dari berbagai kondisi dan perkembangan tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup melemah pada hari ini.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.670-Rp 15.740," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya