Ketegangan Politik Mereda dan Naiknya COVID di China Buat Harga Minyak Turun

Pertamina Hulu Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA Bisnis – Harga minyak kembali turun dalam dua hari berturut-turut pada awal perdagangan Asia Kamis pagi. Hal itu karena kekhawatiran atas ketegangan geopolitik yang telah mereda dan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di China yang membuat khawatir permintaan impor minyak mentah dari negara importir terbesar dunia itu.

Susunan Pemain Indonesia Vs China di Final Thomas Cup 2024

Dilansir dari CNBC pada Kamis 17 November 2022, harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun 62 sen atau 0,7 persen menjadi US$92,24 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 65 sen atau 0,8 persen menjadi US$84,94 per barel.

Diketahui pada perdagangan Rabu kemarin tercatat pula Brent turun 1,1 persen dan WTI turun 1,5 persen setelah pengiriman minyak Rusia melalui pipa Druzhba ke Hongaria dimulai kembali.

Indonesia Gagal Juara Uber Cup Usai Ditumbangkan China 0-3

Baca juga: Kata Anies Baswedan Soal Pertemuan dengan Gibran untuk Memecah Belah PDIP

"Minyak mentah turun setelah NATO mengklarifikasi serangan rudal Rusia di Polandia, sementara kekhawatiran permintaan kembali ke fokus pedagang di tengah pembatasan COVID China yang sedang berlangsung dan prospek ekonomi global yang suram," kata, Analis CMC Markets, Tina Teng.

Rusia Masukkan Nama Presiden Zelesnkyy ke dalam Daftar Buronan

Sementara itu, Polandia dan aliansi militer NATO mengatakan bahwa sebuah rudal yang jatuh di dalam Polandia mungkin ditembakkan oleh pertahanan udara Ukraina dan bukan serangan Rusia. Hal itu meredakan kekhawatiran perang antara Rusia dan Ukraina yang tumpah melintasi perbatasan.

Selain itu, Teng menambahkan bahwa harga minyak dunia yang turun terjadi meski penarikan stok minyak mentah di Amerika Serikat lebih besar dari perkiraan.

Labirin dan katup minyak mentah Departemen Energi AS

Photo :
  • ANTARA/REUTERS/Richard Carson/am

Di mana, stok minyak mentah di AS, konsumen minyak terbesar dunia turun 5,4 juta barel pada pekan lalu menjadi 435,4 juta barel berdasarkan data Administrasi Informasi Energi. Sementara jika dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters dipreyeksi ada penurunan 440.000 barel. .

Namun, persediaan bensin dan bahan bakar sulingan keduanya naik lebih dari ekspektasi. Di mana, lebih banyak minyak akan mengalir ke AS karena TC Energy mencabut force majeure pada pipa Keystone 622.000 barel per hari yang memasok Midwest dan Gulf Coast yang telah mengurangi pengiriman sebesar 7 persen.

Kekhawatiran berkelanjutan dari pelemahan permintaan di China juga menjaga pasar tetap stabil. Sebab, beban kasus COVID di China kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, tetapi China mempertahankan kebijakan ketat untuk menghentikan kasus sebelum menyebar lebih lanjut.

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 23.276 infeksi COVID-19 baru pada 16 November, di mana lebih dari 20.000 tidak menunjukkan gejala.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya